Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Longginus larang PNS berkampanye

Spirit NTT 11-17 Februari 2008


MAUMERE, SPIRIT--Para tenaga pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), pegawai negeri sipil (PNS), dan swasta yang berada dalam ruang lingkup kerja Pemerintah Kabupaten Sikka dilarang berkampanye atau melakukan aktivitas lainnya terkait Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sikka, 16 April 2008.
Larangan ini disampaikan Bupati Sikka, Drs. Alexander Longginus, dalam sambutannya ketika melepastugaskan 39 tenaga pendamping dan operator PKH, di Lantai II Kantor Bupati Sikka, Jalan Ahmad Yani-Maumere, Selasa (29/1/2008).
"Tugas seorang pegawai adalah melayani orang banyak dan menyangkut kepentingan masyarakat. Untuk itu, sangat diharapkan agar jajaran dan seluruh aparatur pemerintah yang ada di Kabupaten Sikka benar-benar berkonsentrasi pada pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab sebagai abdi masyarakat. Jangan ikut berkampanye atau terlibat kegiatan lainnya terkait pilkada," tegas Longginus.
Kepada 35 tenaga pendamping dan empat operator PKH, Bupati Longginus meminta untuk menjalankan tugas dengan baik
agar keluarga harapan, rumah tangga yang bahagia dan sejahtera bisa terwujud.
"Saya mengharapkan para pendamping dan operator PKH menjalankan tugas ini dengan penuh tanggung jawab dan konsentrasi. Yang terpenting adalah meniadakan kegiatan lain di luar tugas dan fungsi sebagai tenaga pendamping dan operator PKH," pesannya.
PKH merupakan program yang dikucurkan dari pusat, melibatkan banyak departemen, antara lain Departemen Sosial, Departemen Pendidikan, Departemen Kesehatan, Departemen Infokom, Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri.
Kesepekatan pelaksanaan program antardepartemen ini mulai dirilis pada lokakarya daerah di Hotel Bumi Karsa/Bidakari Jakarta, tanggal 5-6 Desember 2007. Lokakarya ini dihadiri para gubernur, bupati/walikota se-Indonesia.
Di Kabupaten Sikka, pelaksanaan Program Keluarga Harapan ini dilakukan pada 83 desa yang tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan PaluE, Kecamatan Talibura, Kecamatan Kewapante, Kecamatan Maumere dan Kecamatan Nita. Sasaran pelayanan adalah 623 rumah tangga yang dikategorikan sangat miskin.
Kepala Dinas Sosial Sikka, Gregorius Rehi, S.H, yang juga pembina UPPKH Kabupaten Sikka, dalam laporannya menyebut program keluarga harapan ini sebagai salah satu rencana pemerintah dalam mengurangi beban pengeluaran dan belanja keluarga sangat miskin. Selain itu, sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan sumber daya manusia (SDM) menuju satu pola perubahan pola pikir yang lebih baik, dalam mengubah perilaku hidup yang pada gilirannya berdampak pada pengurangan angka kemiskinan.
Rehi juga menyebut saasaran utama program PKH ini adalah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), yang memiliki ibu hamil, anak balita, anak SD dan SMP (wajar 9 tahun). Tujuannya mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama pada kelompok manusia sangat miskin.
Menurutnya, PKH bukan kelanjutan dari BLT Subsidi BBM, tapi merupakan salah satu program dalam mengatasi dampak kenaikan harga BBM.
Sementara Markus Kustandi Lerag, S.Sos, mengatakan,
untuk mendapatkan bantuan tunai dan dikategori sebagai rumah tangga sangat miskin (RTSM), sebuah rumah tangga tentunya harus memenuhi beberapa ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan dari pusat. Misalnya, bantuan untuk peningkatan SDM di bidang pendidikan.
Anak yang akan mendapatkan bantuan, katanya, harus memiliki prestasi baik dan tekun menjalankan aktivitasnya sebagai pelajar, baik di rumah maupun di sekolah.
Kustandi, Anggota Tim Pengaduan Masyarakat UPPKH Kabupaten Sikka, menjelaskan, dari data BPS Sikka diketahui sedikitnya terdapat 8.110 rumah tangga sangat miskin (RTSM). Namun dari hasil verifikasi yang disesuaikan dengan berbagai persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan dari pusat, katanya, sedikitnya terdata 623 RTSM yang tersebar di lima kecamatan.
"Penjaringan tenaga pendamping ini dilakukan secara ketat dan terbuka. Pada umumnya pelamar adalah tamatan SMA, diploma dan sarjana," jelas Kustandi.
Kustandi mengatakan, Dinas Sosial juga membuka unit pengaduan, sehingga masyarakat dapat menyampaikan aspirasi dan masukan terkait pelaksanaan PKH. (djo/humas sikka)

4 komentar:

F I R D A U S mengatakan...

®(MERUBAH NTT)KETIKA DEMOKRASI MENJADI DE MARKASI antara DERMA KASI - DERMA KISAH NTT HARUS BERUBAH PERUBAHAN BUTUH:MODAL-MODEL-MODUL dan MODUS dan MUARANYA




MAYJEND(Purn) Marinir BENY BALUKH (Om BB) dan USMAN ABUBAKAR(Bung Jhony) PAKET (BIJAK-Be....Jack)

(SOLUSI NTT MEMBANGUN MASA DEPAN)





Segala aspek pembangunan baik itu dari pusat sampai ke daerah tetap dilandasi pada UUD45 dan Pancasila yang terdivergensi pada beberapa aspek dan tonggak pokok Ideologi,sosial,ekonomi,politik,budaya,hokum dan HAM.Bagaimana Ideologi Pancasila dan Nilai gotong royong sebagai sari dari kehidupan sosial,sikap politik yang bebas aktif serta ekonomi yang pro-rakyat/ekonomi kerakyatan,budaya yang berbasis kearifan local,penerapan hokum yang bersih dan berwibawa,pertahanan keamanan yang mampu melindungi segenap tumpah darah Indonesia serta penerapan HAM secara baik dan benar.

Dalam implementasinya di lapangan (di NTT) sampai dengan saat ini tampak terkendala akibat berbagai factor termasuk akibat lemahnya program dan implementasi riil karena serta lemahnya figure kepemimpinan yang cenderung defensive(bertahan).Bersikap “DIAM

/NO COMMENT”(atau tidak paham apa yag harus dilakukan) sebagai salah satu bentuk pernyataan sikap/respons terhadap public/rakyat nyata sekali telah menjadi opsi aman tanpa resiko.Mengambil/menempatkan diri pada “ZONA NYAMAN” dalam berinteraksi dengan rakyat telah menjadi inhibitor/penghambat arus informasi dan faliditas pelaksanaan kebijakan di daerah ini sehingga kedepannya dari-hari kehari permasyalahan pembangunan akan menumpuk dan membebani aparat pelaksana birokrasi/birokrat,pada fase inilah akan terjadi bargaining power/position /jalan pintas yang dianggap pantas melabur tembok birokrasi dengan kecerdikan menyusun pertanggung jawaban pada public yang nota bene sedang sekarat (kelaparan) dan hidup terjebak menunggu kemurahan “derma”.



Pemimpin NTT ke depan harus sudah dapat melepaskan rakyatnya dari jeratan “derma”tentu dengan program yang membumi.Semua proyek yang akan dilaksanakan harus memenuhi syarat : sederhana,,ekonomis,praktis dan harus dapat ditiru.Cita-cita membentuk masyarakat NTT yang baru akan dilakukan dengan masyarakat yang lama dan “FIGUR”pemimpin sebagai kondutor merupakan “key factor” bagi sukses/tidaknya program itu. Kata-kata /kalimat sloganistik yang berbau “janji” yang membius, secara serampangan telah digunakan oleh para pemburu kekuasaan.Membius rakyat dengan cara buas demi kepentingan sesaat, sering digunakan sebagai modus operandi para pemburu kekuasaan guna menjinakkan hati rakyat yang terlanjur “sakit hati”. Pembiaran /membiarkan rakyat berkelahi dengan nasib tanpa ada wasit yang mencoba melerai dan mencoba memberikan solusi,sungguh ini hanya akan membawa citra buruk pada birokrat/pemimpin yang cenderung menempatkan posisi/memposisikan diri sebagai “penguasa/priyayi”dan bukan pelayan dan melayani rakyat.



Menurut data BPS Prov NTT 2005,jumlah keluarga/RT di NTT yang meliputi 15 kabupaten dan 1 kota sebanyak 952.104 rumahtangga .Sedangkan total jumlah rumahtangga miskin sebanyak 554.015 dengan persentase rata-rata angka kemiskinan mencapai 58,19 persen (%).Tiga kabupaten dengan angka persentase rumahtangga termiskin berturut-turut sbb: Kabupaten Sumba Barat (80,61%),urutan kedua Kabupaten Kupang (79,66%),diikuti Kabupaten Rote Ndao (77,76%).



Bila ditinjau angka kemiskinan per kawasan/per pulau (Flobamora) maka tampak kontradiksi sbb:Pulau Sumba tercatat sebagai Pulau dengan angkadengan persentase rumah tangga termiskin di NTT (76,13%),urutan ke dua Pulau/kepulauan Alor (62,18%),urutan ketiga Pulau Timor (60,42%) dan pulau Flores tercatat sebagai pulau yang terbebas dari stigma “miskin”(melampaui persentase target pemberantasan kemiskinan tahun 2010 yakini minimal 50 %).Strategi pemberantasan pemberantasan kemiskinan tampak mengalami kepincangan.Ini harus menjadi perhatian utama gubernur terpilih periode 2008-2013,untuk sesegera mungkin memangkas kemiskinan yang mendera rumahtangga di 3 pulau besar lainnya.

Secara keseluruhan , rata-rata persentase angka kemiskinan rumah tangga di NTT masih sangat besar (58,19%). Sumbangan prosentase rumahtangga miskin terhadap total jumlah keluarga/RT di NTT tertinggi adalah kabupaten manggarai(7,31%) dan urutan kedua kabupaten Sumba Barat (6,99%). Kota Kupang menempati urutan ke -7,sedangkan kabupaten terendah,kabupaten Lembata(1,38%). Faktor jarak/jauhnya dari sumber kekuasaan/pemerintahan tampak tidak terbukti memberi pengaruh pada angka kemiskinan. Sehingga factor penyebab kemiskinan yang telah coba diidentifikasi pemda,nyata tidak terbukti. ………Rumah tangga sebagai organisasi terkecil dan modal dasar dalam pemberantasan kemiskinan harusnya dapat dijadikan instrument dasar dalam pemberantasan kemiskinan dalam arti dan maksud yang lebih luas.Kita membutuhkan pahlawan-pahlawan rumah tangga yang beban utamanya tertanggung pada kepala keluarga.Terobosan dan pemberdayaan lembaga perkawinan/institusi lainnya yang mendukung berdiri tegaknnya suatu keluarga akan diberikan solusi yang bertanggung jawab dengan cara meningkatkan peran dan akses yang lebih nyata.Sehingga pada tahab dua akan melahirkan pahlawan kemiskinan di tingkat RT/RW,desa,kecamatan,kabupaten,propinsi dan syukur-syukur akan dapat melahirkan pahlawan pemberantas kemiskinan di tingkat nasional.Kuncinya,melahirkan “PROTOTIPE/MODEL” pahlawan pemberantas kemiskinan disetiap level.Renumerasi sebagai stimulan atas usaha tersebut akan di berikan dengan prosedur yang masuk akal.



Angka persentase rumah tangga kemiskinan yang bombastis tersebut sampai dengan saat ini masih mengandung kontroversi (hanya ditingkat BIROKRASI),sedangkan ditingkat masyarakat luas ini dianggap sebagai fakta.Statement birokrat/penyelenggara birokrasi di tingkat elit tampak kebakaran jenggot karena birokrat merasa selalu dipojokkan/salahkan/dipersalahkan.Perang opini antara “peme rintah” dengan “yang diperintah” (rakyat) sampai dengan saat ini tak kunjung selesai,sementara usaha pemberantasan kemiskinan berjalan ditempat,karena pemda terpancing untuk lebih getol memadamkan opini miring dari pada kerja nyata. Publik tidak di bisa dikerjain lagi dengan pola pemimpin yang hanya ungkapan wacana belaka,tanpa menyentuh kebutuhan public (kemiskinan),apa yang rakyat mau/butuh. Figur cagub (NTT) :“ apakah hanya mencari kekuasaan,presetise,kedudukan,kekayaan atau perlindungan?”Publik sudah dapat melihat sendiri hasilnya.Anehnya telah merasa gagal (tanpa hasil),tapi masih mau menjadi pemimpin.Menggunakan pola2 lama,bagaimana mempengaruhi (uang)untuk butuh dukungan,hambur2 uang rakyat demi kekuasaan, tabrak sana sini cari dukungan, gerakan bawah tanah ke parpol,membuat yayasan2 untuk kepentingan sesaat, demonstrative kekayaan depan public,semuanya hanya demi kekuasaan semata. Yang rakyat rasa dan lihat adalah hasilnya, bukan wacana yg tanpa kejujuran. Sudah saatnya NTT dipimpin oleh figure yg bersih,tidak/belum terkontiminasi dengan kepentingan2 sesaat yang secara nyata telah terlihat sangat2 jelas di bumi NTT.

Semua ini menjadi tanggung jawab semua strata di NTT,ya Parpol,tokoh2 budaya/Agama,unsur pemuda, Akademisi,dll. Parpol jangan hanya melirik siapa yang punya uang dan siapa yang tidak memberikan uang untuk calon Gubernur (termasuk bupati), tapi melihat mempelajari secara mendalam dengan hati yang bersih siapa calon yang benar,sehingga tanggung jawab ke public menjadi jelas. Yang pasti NTT harus berubah,tapi factor utama adalah pemimpin yang berani dan secara real punya nilai2 terobosan. Pandangan penulis,rakyat (yg dipimpin) tidak salah (tidak mau dikerjain lagi),tapi kalau gagal pasti pemimpin yang salah.



Terdapat beberapa factor penyebab kemiskinan di NTT.Masalah ekonomi,structural,situasional,politik dan sosial. Faktor ekonomi meliputi (1) Pendapatan perkapita masih rendah;ini tidak dapat dijadikan alasan ”mengapa?”, ini hanya akan memberi kesan bahwa gubernur terdahulu/pendahulu hanya mewariskan kemiskinan (dosa warisan) dan ketidak sukses.Hal ini kontradiktif dengan tekad pembangunan yang telah dan berkesinambungan selama ini. Pembelaan diri oleh para “juaragan birokrat” ini sepantasnya harus segera di akhiri.Pertanyaan yang lebih pantas untuk dapat direnungkan adalah “MISKIN KARENA PERKAPITA RENDAH atau PERKAPITA RENDAH KARENA KEMISKINAN”.(2)

(2) Tingkat Pengangguran yang tinggi :Untuk hal ini berlaku alasan yang sama dengan poit satu di atas. (3).Ketergantungan pada sector pertanian: Ketergantungan ini telah berlangsung begitu lama (ratusan tahun) namun ketergantungan pada sector ini tidak pernah memberikan solusi pada penurunan angka kemiskinan.Propinsi NTT telah ratusan tahun “menitipkan nasibnya”pada kedigdayaan sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan peternakan. Memang NTT tercatat pernah mengalami masa ke-emasan dari hasil kehutanan dan peternakan yang membawa harum nama daerah ini diseantero dunia,namun seiring dengan semakin tergerusnya potensi dan lemahnya kemampuan manajemen pengelolaan potensi pertanian yang di perparah lemahnya Sumber Daya Manusia pengelola maka harapan untuk segera keluar dari barikade dan jebakan kemiskinan menjadi tinggal “mimpi”.Komoditi kemiri, kenari, kuda, sapi, kerbau, kayu cendana pernah mengharumkan nama bangsa dan Negara. Saat ini secara perlahan tapi pasti kedigdayaan ini siambil alih oleh daerah lain (Propinsi Gorontalo yang getol mengembangkan potensi ternak dengan melakukan kerja sama dengan Malaysia dengan “Bhadawi Farmnya”). Bagaimana propinsi muda ini dalam waktu relatif singkat memacu pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari sang Figur Pemimpin serta sistim penyelenggaraan pemerintahannya yang dikenal dengan nama “GOVERMENT ONLINE” sampai ke tingkat daerah. Ini merupakan jawaban tuntas terhadap resiko birokrasi karena peran serta public akan menjadi factor penentu pembangunan.

Hal yang kurang lebih mirip akan dilakukan Figur “BB Cs” di NTT tentu dengan beberapa penyesuaian. Potensi kelautan dengan teknologi tepat guna akan dijadikan salah satu titik perhatian utama pembangunan di NTT kedepan.Laut harus menjadi “lumbung“ pangan.Eksplorasi dan eksploitasi hasil laut dengan dukungan infrastruktur yang akan di bangunan akan disinergikan dengan potensi market dalam dan luar negeri setelah kebutuhan utama rakyat terlayani dengan baik.

Saat BB (Beny Balukh)ditanya hal ini, dengan santai dan yakin BB berucap RAHASIA ADA DI LAUT.Ketika penulis lebih jauh memburu statement tersebut kembali beliau mengatakan “rahasia itu akan diaplikasikan pada saatnya ketika saya diberi kepercayaan untuk memimpin NTT”.Tidak puas dengan pernyataan itu kembali penulis melontarkan pertanyaan “janji kandidat biasanya lagu lama,apa yang baru dengan ide bapak tersebut?”.BB segera menyergap penulis dengan pernyataan “Membangun NTT tidak cukup dengan janji bahkan sumpah sekalipun,namun yang lebih mulia dari pada itu maukah kita, pemimpin,calon pemimpin dan juga rakyat siap ber- “NAZAR” untuk NTT????” ia balik bertanya. “NAZAR,itu janji terhadap Tuhan secara pribadi,bila kita ingkar janji dan sumpah maka Tuhan tidak butuh saksi untuk menghukum kita karena ingkar kita,saya siap untuk itu”, ujarnya sembari menatap penulis dengan tajam.Lebih lanjut ia mengatakan “setiap kita memiliki saham dan harus memberikan saham bagi kemajuan daerah,pemimpin memberi contoh dan tauladan”kilahnya.Lebih lanjut penulis bertanya,apa pendapat bapak mengenai korupsi/koruptor,khususnya ?.”Bung Max sendirikan telah sering kali saya dengar meneriakkan slogan anti korupsi yang sangat menggelitik kita dan saya sependapat dengan itu”.Maksudnya Tidak ada kata IMUN-AMAN-IMAN-IMAM-AMIN untuk korupsi/koruptor.Lebih lanjut BB mencoba menjelaskan slogan itu dengan interpretasinya sendiri,katanya “ IMUM itu artinya tidak ada yang akan KEBAL hukum bila nyata melakukan perbuatan korupsi,AMAN artinya :Pelaku korupsi takkan aman,pasti akan diburu hukum dunia dan hukum Tuhan,IMAN artinya : perbuatan korupsi jangan sampai membudaya sehingga itu nantinya bukan hanya dipercaya dan di yakini tapi terlebih meng-IMANInya,ini harus dicegah. IMAM artinya kegiatan korupsi ini biasanya dilakukan secara berjemaah/kelompok dan ini biasanya ada komandannya/ biang keroknya,IMAMnya merupakan target utama kita.Nah yang paling berbahaya bila semua aparat birokrasi/birokrat sudah merasa korupsi ini merupakan perbuatan yang BENAR/MEMBENARKAN alias AMIN/meng AMINkan maka kita sudah siapkan MODUS khusus untuk memberantas ini semuanya,tentu bekerjasama dan berkoordinasi dengan lembaga/ institusi terkait dengan tetap menempatkan masyarakat/publik dalam posisi yang “enjoy” sebagai pemantau dan pelapor aktif dan efektif.

Sampai dengan saat ini Tipologi korupsi di NTT memang tidak jauh beda dengan modus korupsi umumnya(di daerah lainnya di Indonesia) namun memang ada beberapa ciri khas/modus yang harus dipersiapkan terkait pencegahan dan memburu para koruptor”. Penulis lebih lanjut bertanya ,“bagaimana agar perburuan tersebut dapat tepat sasaran dan yang paling penting bisa membawa hasil ?” . “Yah,tentu kita akan memilah-milah dan harus bisa membedah-bedah masalah sesuai peta-peta korupsi yang telah sedang kita susun,koruptor kan pinter-pinter,mereka tau pintu masuk dan pintu keluar, jadi mana DOMBA mana SERIGALA,agar serigala tidak memangsa DOMBA maka penting SERIGALA BUAS tersebut di beri KANDANG / DIKANDANGKAN, dengan demikian pembangunan pasti akan berjalan sesuai dengan rencana”. Lebih lanjut BB menjelaskan bahwa sangsi adat-sosial/sikon dari masyarakat/ publik tidak kalah ampuhnya.Ini akan mempersempit ruang gerak para koruptor dari hari-kehari. “Apa bedanya penyelesaian secara ADAT?”, tanya penulis. Dengan tangkas ia kembali bertutur ,“Penyelesaian dengan cara ADAT itu maksudnya bukan dibelakang tapi di DEPAN hukum dan transparan,bila terbukti tidak bersalah yah harus dibebaskan dan segera dipulihkan nama baiknya juga nama keluarganya.Kita di NTT kah kental dengan adat,dan adat kita kan tidak kalah dan dapat berperan sebagai modal-model-modul dan modus kita membangun Flobamora“.”Adat, asasinya tidak mendidik kita untuk korupsi,kalau boros bisa yah.Ada beberapa upacara adat yang bila ditinjau dari sudut ekonomi apalagi ditengah era global yang menuntut segala sesuatu serba harus efisien, maka dugaan itu akan ada banyak benarnya, jadi jangan di balik.” ia menekankan.

Ada fakta lapangan yang telah hidup ratusan tahun yang sekarang ini masih tumbuh subur di tengah masyarakat terkait sikap boros ini,khusunya di bidang perdagangan.Sementara penulis bersiap-siap melontarkan pertanyaan berikut terkait “prilaku dagang di NTT” ,penulis mencoba mencuri pandang,dan tampak jelas walau sekilas,kalau ia menguasai masalah.

Wajahnya tidak tampak tegang,namun santai tapi tepat dan terarah. “Apa yang bapak ketahui perihal perdagangan di kampung kita,maksud saya NTT”. BB kembali dengan sigap (maklum,BB ini sosok pemimpin yg lugas/tegas, gumamku dalam hati),”Ada hal yang penting terkait perdangangan di kampung kita, bicara dagang maka “ukuran/takaran/timbangan” yang merupakan mekanisme normal biasanya di tempuh sebagaimana biasanya di daerah lain. Istilah KILO KURANG atau KILO PAS masih dikenal di kampung kita sampai hari ini.Kesepakatan antara pembeli dan penjual alias “sama-sama tau/sama-sama mau””. Lebih lanjut ia kembali menuturkan salah satu kisah nyata “

si penjual ikan akan menjual ikannya keliling kampung,tentu den

gan harga mahal,maklum masih pagi.

Namun setelah keliling kampung akhirnya kembali ketempat semula dan matahari sudah di atas ubun-ubun,ikanpun “dijual urah”. Juga ada kisah lainnya “barang dagangan “jangan coba di tawar”.Harga tidak bakalan turun

,lebih baik dagangan (misalnya ikan) dibiarkan terpanggang di

panas teriknya matahari daripada di beli murah dan si empunya barang dagangan angkat kaki, pulang ke rumah”. Sungguh daya ingat beliau ini masih tajam dan kritis (konstruktif) kataku dalam hati.Lebih lanjut ia berseloroh “Telur membawa dan ada kehidupan di dalamnya namun bila seekor sapi/kuda menjadi takaran dan tukarannya hanya karena kita enggang membahasakan “NIAT” secara langsung dan lebih memilih berbahasa lewat “simbol” adat itu tentu tidak ada salahnya ,bila saja semuanya itu didukung oleh kemauan , tekad dan kerja keras(usaha) untuk mencapai prosesi adat tersebut (sperti di Bali),dan memang itulah yang akan kita arahkan,pacu dan pelihara di masa datang”. Penaggulangan kemiskinan memang harus dijadikan sebagai kebijakan daerah sesuai amanat UU Nomor 25 tahun 2004 yang telah menetapkan sistim pembangunan nasional yang meprerioritaskan penaggulangan kemiskinan dan kesenjangan.Bagaimana membangun kesepahaman dan tekad antara pemda dengan rakyatnya bukan hal mudah,terlebih jika semuanya itu hanya sekadar niat.



Pada kesempatan lain penulis mencoba meminta pendapat sang calon wakil gubernur (Bung Jhony Abubakar) perihal kelemahan-kelemahan program pengentasan kemiskinan yang terjadi di NTT melalui selular phonenya,sang cawagub mengungkapkan kalau kelemahan-kelemahan penaganan di lapangan cukup banyak. Diantaranya Bung Jhony katakan,” Sistim,kebijakan, harus berpihak pada rakyat/pro-rakyat (selama ini jauh panggang dari api). Peran serta rakyat takkan maksimal bila pemerintah daerah tidak mampu memberikan contoh dan teladan (hidup sederhana), Program masih bersifat parsial (sepotong-sepotong),masyarakat/keluarga miskin masih sekadar objek/sasaran pelampiasan keinginan pemerintah daerah semata sedangkan disisi lainnya rakyat nyata-nyata sudah tidak berdaya .Belum adanya kesamaan tafsiran dan terjemahan hal kemiskinan di berbagai level masyarakat, pemerintah telah terbiasa dengan menggantungkan diri dari donor pemerintah pusat maupun bantuan asing (miskin kreatifitas dan inovasi)”. Wah... Bung...,tampaknya pemda selalu salah dalam hal ini ?. Bung Jhony kembali menjawab ,” dalam hal ini tidak perlu ada pihak yang merasa bersalah/dipersalahkan karena logikanya ini kan masalah kita bersama. Hanya tentu pemerintah daerah/birokrat dan wakil rakyat,parpol harus benar-benar mampu menterjemahkan hasrat dan keinginan rakyatnya,dan fakta angka berbicara.Dan kita tidak ingin dicap sebagai daerah yang MENJUAL KEMISKINAN”. Demikian pejelasan bilau dari seberang sana. ”Bisa bapak jelaskan lebih rinci dengan apa yang bapak katakan menjual kemiskinan tersebut?,” tanya penulis. Dengan nada suara yang terdengar serius pun kembali terdengar di balik phone selular sang cawagub (Bung Jhony) ,” Bagamana tidak,kalau dari tahun-ketahun,bulan-kebulan dan dari waktu-kewaktu daerah kita selalu saja didera penyakit yang sama (maksudnya kemiskinan) dan solusinya kita tahu bersama ” serentetan alasan rinci yang tampak masuk akal sembari tidak ada usaha riil di lapangan, harusnya bila secara serius program PK dilakukan maka cukup 5 tahun/1 periode jabatan gubernur, masalah ini akan tuntas dan jangan malah NETAS lagi”.Lebih jauh Bung Jhony menjelaskan, sebaiknya program MENETE kepusat/dana asing ini, harus kita akhiri sesegera mungkin dan agar kemandirian segera MENETAS di NTT. Oknum-oknum yang hidup dari TETESAN dana kemiskinan ini harus kita amankan mereka itu”. Bung Johny Abubakar selanjutnya mengungkapkan, saya menghimbau seluruh komponen di NTT,marilah kita jangan bermain sendiwara lagi,dan jangan lagi bermain2 diatas kepentingan rakyat. Ingat masa tua kita, ingat anak cucu kita,keturunan kita jangan diwarisi beban2 yang tidak kuat mereka tanggung/mikul. 95 % Rakyat NTT adalah manusia2 polos dan jujur dan sangat menghormati kebenaran.Jangan pengaruhi dan akal2an kepada rakyat dengan praktek2 terselubung demi kepentingan sesaat. Mari kita berubah,berubah,dan berubah,paling tidak meletakkan dasar2 perubahan,agar beban (miskin dan percaya diri) menjadi minimalis.Demikian himbauan bung Johny Abubakar dengan nada suara prihatin. Banyak jalan mudah yang dapat ditempuh,tergantung mau apa tidak.Masalahnya pemimpin mampu atau tidak ,jujur kepada rakyat atau tidak. Pemimipin yang benar adalah figur yang tegas/tegas, tanpa kepentingan sesaat,ngayomi,cerdas melihat dan memahi keadaan dan punya misi nilai2 terobosan.Dan kreteria Figur ini,pengamatan saya selama ini ada pada BB dan saya oprtimis ’orang benar”pun sependapat dengan saya. Saya optimis masih banyak birokrat dan elemen (Akademisi,unsur2 pemuda,tokoh2 masyarakat,dsb) lain yang bagus yg akan bahu membahu membangun NTT.



Ketika penulis hendak melontarkan pernyaan lanjutan hal kemiskinan dan sisi lainnya yang terkait dengan kemiskinan seperti penegakan hukum, tampak terdengar dari seberang sana bunyi dering telepon genggam berdering yang ternyata telepon dari Cagub BB bahwa agenda pertemuan rutin dengan Bung Jhony (cawagub) jam 02.00 WIB.Karena itu Bung Jhony minta di setting waktu lain untuk menyambung wawancara. Sebagai klosing wawancara ini beliau mengatakan bahwa beliau dang BB telah siap dengan ”Blue Print” pemberantasan kemiskinan di NTT.Dan sekali lagi sergapnya ”ini bukan wacana/rencana kosong dan kami siap bernazar Ingat tawaran bernazar ini ide BB dan Jhony Abubakar” kilahnya sembari mengakhiri wawancara. (selamat berjuang...!!!!).



Penulis

Max Umbu






















,


TANGGUNG JAWAB PARPOL (Legislatif),TOKOH ADAT/MASYARAKAT,ORMAS,PEMUKA AGAMA TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH DALAM RANGKA PILKADA NTT(2008-2013)


Judul di atas mengundang kita untuk turut serta memberikan peran aktif dalam rangkan pembangunan daerah(NTT).PILKADA,sebagai salah satu mekanisme demokrasi bukan sekedar proses dan kebiasaan/pesta demokrasi basa-basi,tapi lebih jauh adalah suatu tujuan luhur dari kehidupan berbangsa dan bernegara terlebih di era-globalisasi yang menuntut dan menuntun kita untuk berinteraksi secara positif dengan semua sektor dan komponen penentu pembangunan demokrasi/pembangunan itu nsendiri.

Sebentar lagi NTT sebagai salah satu daerah/Propensi yang selama ini kental dengan julukan daerah/propinsi miskin,tidak luput pula mau-tidak mau,suka-tidak suka,akan menyelenggarakan pesta demokrasi yang konon akan menyerap biaya/cost sebesar 102 Milliar Rupiah. Ini angka yang tidak kecil ter;lebih bila kita kaitkan dengan situasi dan kondisi NTT saat ini.Sukses tidaknya pesta demokrasi ini,tidak akan lepas dari peran serta semua komponen daerah (para wakil rakyat di DPRD1 dan 2,DPD,Birokrat,Masyarakat dan para pemukanya dan juga takluput ormas dan pemuka agama).

Semua komponen tadi harus punya rasa tanggung jawab terhadap kondisi riil di NTT yang kita tahu bersama mel;ekat dengan tradisi "kemiskinan".Lilitan kemiskinan ini memberi dampak pada segala sektor kehidupan masyarakatnya.

Sukses tidaknya pembangunan daerah di NTT tergantung pada: Bagamana rakyatnya,bagaimana calon pemimpinnya,bagaimana interaksi positif (AKUR) antara kedua komponen tersebut.Artinya pemimpin harus benar-benar mencerminkan pilihan dan keinginan nurani rakyat itu sendiri,dan sebaliknya pembanghunan itu sendiri bergantung pula pada bagaimana rakyat mengenal,memahami dan menyelami hati,pikiran dan pola tindak laku sang pemimpin.

Peranan Parpol,tidak dapat di kesampingkan,walaupun akhir-akhir ini mendapat kecaman pedas masyarakat.Kinerja dan unjuk kerja Parpol kedepan masih akan mendapatkan ujian untuk mengapai pujian.Kajian visi dan misi partai partai memang harus terus dilakukan agar dapat menjadi instrument terpenting dalam menjaring calon pemimpin.Karena saat ini fungsi penjaringan ini telah nyata dan akan semakin nyata mulai bergeser pada lembaga-lembaga tertentu (lembaga POOLING).Partai besar sekalipun seakan dan memang telah kehilangan tajinya dalam urusan ini.

Hal lain "jebakan-jebakan" prosedural internal partai berpotensi besar mengkandaskan calon potensial. Polotik gizi,cost politik,pintu masuk (tanpa pintu keluar), tabur/ tebar pesona, dan masih banyak instilah lainnya yg digunakan dalam pesta demoktrasi.Sesungguhnya yang dicari untuk perbaikan NTT, adalah sosok atau figur yang potensial yg secara real harus atau belum masuk dalam dalam virus2 tsb di atas. Kata pendek, FIGUR BERSIH harus di cari/diburu , bukan figur yg mencari Parpol, Tanggung jawab tsb semua element tersebut dipertaruhkan ke publik NTT.Lihat hasil real di NTT, ada busung lapar, masuk dalam salah satu propinsi termiskin (pemimpin NTT selama ini cendrung menghindar kenyataan ini dan sekalu belokan hal ini seolah tidak terjadi apa2).Inilah kenyataan yg dihadapi rakyat NTT. Historical telah membuktikan apa yg di hasilkan pemimpin NTT selama ini? Tapi rasa malu, pembohongan publik terus diplokmairkan dengan serentetan statement di media maupun dalam tatap muka.Rasa tanggungjawab, seolah tidak mau tau apa yg terjadi sesungguhnya.Lihat PAD, dana-dana yg "tertidur" disejumlah bank plat merah, yg tidak digunakan. Padahal dana yg harus dimplemnetasikan untuk kepentingan publik (miskin). Lalu pertanyaannya uang itu kenapa tidak digunakan? sungguh menyedihkan, pemimpin melakukan pameran pembohongan terhadap rakyatnya sendiri.

Berhenntilah dengan pola2 lama, siapa yg terkenal,punya uang banyak, kepentingan2 tertentu, dialah yg dicari untuk menjadi pemimpin, tanpa melihat latar belakangan, kemampuan indididu, status hukum, kebrhasilan selama memimpin. Anehnya lagi yg sudah gagal, masih mau mejadi pemimpin di NTT. Apakah yg dicari adalah kekuasaan, materi, prestise atau kepentingan pribadi dan negatif lainnya??

Pemimpin harus kedepankan pengabdian, bersih hati,bersih diri, bersih lingkungan, tanpa harus membodohi rakyat NTT yang sudah sengsara.

KAMUS JOKE POLITIK :

OLEH: MAX UMBU

1. Tiada lagi BIBIT,BOBOT,BEBET yang ada hanya BABAT Mannnnnnn.......!!!!!!!

2.Dimana bumi di pijak disitu langit di junjung sudah " menjadi" dimana bumi di pijak disini langit di JINJING (berat lhooooooo.....????!!)

3Politikus belajar KUR,pemimpin belajar AKUR,rakyat pun CARE (KERE?????)

4.bersambung.......

Oleh :Max Umbu

F I R D A U S mengatakan...

Mayjend.Purn (Marinir) Beny Balukh (BB) & Usman Abubakar (Jhony) 




PASANGAN CALON GUBERNUR NTT,MAYJEN ( PURN).BENY BALUKH –JHONY ABUBAKAR SIAP MELAKUKAN TEROBOSAN BARU MEMBANGUN NTT

















Salah satu syarat kepemimpinan adalah Figur Sang pemimpin sebab figure merupakan salah satu kunci keberhasilan kepemimpinan (termasuk di suatu daerah) apa lagi untuk suatu daerah yang terbilang terkebelakang/miskin seperti NNTT. Peranan figure dalam masyarakat patrilineal masih melekat erat NTT mengingat pengaruh budaya setempat yang masih membutuhkan bimbingan dan contoh tauladan.Figur Beny Balukh yang lebih di kenal dengan sapaan BB sangat kental sosok kepemimpinan sebagai hasil dari pendidikan dan tempaan pengalaman yang begitu luas.Sepintas bila kita set back kebelakang maka akan dengan mudah kita menggambarkan bagai mana perjuangan seorang BB mulai dari kampung halaman (SMA) harus siap beradu nasib ke tanah Jawa dengan tekad mencari ilmu dan nasib menentukan kalau BB akhirnya berlabuh dan berkaris di bidang kemiliteran tepatnya di angkatan laut.Cinta laut sudah melekat sejak BB masih muda belia dan cita-cita itu akhirnya kesampaian mana kala BB dinyatakan lulus dari akademi angkatan laut (angkatan ke-13),dan semenjak itulah prajurit yang senang turun lapang ini kariernya melesat secara pasti. Kemampuan dan bakat kepemimpinannya pernah teruji ketiga BB menjadi wakil komandan latihan gabungan ABRI dengan militer Negara tetangga (ASEAN) dan kebetulan waktu itu komandan Latgabnya adalah Jenderal Purn Wiranto (Mantan Panglima ABRI).Kemampuan koordinasi dan kepemimpinannya diantara rekan sejawat dan kemampuan interaksi nya dengan militer Negara tetangga inilah yang membawa beliau kepentas politik ABRI di tingkat Nasional dengan di percayakannya sebagai figure yang paling tepat memperjuangkan misi dan visi ABRI di DPR/MPR-RI (Ketua Fraksi ABRI).Karier BB di bidang ini terbilang cemerlang karena ABRI berhasil meyakinkan rakyat bahwa sanya POLITIK ABRI bukan suatu yang menakutkan dan harus ditakuti dan bahkan berhasil membina harmonisasi ABRI dan Rakyatnya (berbeda dengan era reformasi).Interaksi dan pergaulan BB dengan berbagai wakil rakyat ini pun merupakan amunisi yang tak kunjung habis dan menjadi Modal-Model-Modul serta Modus etape berikutnya ketika bagaimana BB berkiprah secara nyata di bidang pembangunan (Militer).Karier di bidang militer yang terbilang cemerlang unutk ukuran anak kampung (daerah miskin) paling tidak kita katakan demikian ,rupanya di cermati betul oleh pimpinan Negara kala itu.Negara membutuhkan pikiran dan tenaganya untuk membuka isolasi yang melilit Indonesia dengan dipercayakannya sebagai wakil ketua Badan Otorita Batam (tugas yang tidak ringan),karena visi dan misi bangsa dan negara(tugas negara) ini mempertaruhkan harkat dan martabat NKRI di mata Internasional.Tugas ini berhasil di jalani dan dilewati dengan baik dibuktikan dengan berhasilnya pembangunan di BATAM (sebagai pintu masuk Investasi).Tentunya investasi tidak akan semudah yang kita bayangkan masuk ke Negara kita bila kemampuan negosiasi dan hubungan internasional BB pada taraf tersebut.Pada masa purna baktinya ternyata pemerintah seakan-akan tidak rela melepas kepergian beliau dengan mendaulat beliau untiuk tetap berperan aktif sebagai seorang masih dibutuhkan pikiran dan pandangan bagaimana terus mamacu pertumbuhan investasi di BATAM yang berimbas positif





bagi pembangunan Nasional.Beliau akhirnya terpilih sebagai salah seorang penasehat badan otorita Batam sampai dengan saai ini.



Kesibukannya dalam berkarier tidak lantas perhatiannya pada keluarga menjadi terlantar karena kedua anaknya berhasil menmyelesaikan pendidikannya sampai ke jenjang sarjana.Menuntut ilmu walaupun sampai kenegeri cina ternyata membawa putranya mencari ilmu di negeri orang dan sampai sekarang masih bekerja di Kanada (Toronto).Hubungan yang harmonis dari hasil perkawinanya dengan seorang wanita Jawa juga tidak kalah perannya dalam meraih sukses dan mendidik anak.



Pendidikan,karier dan keluarga dan uang telah dilewatinya dengan selamat namun yang tertinggal adalah pengabdian demikian seperti apa yang di katakana pada penulis ketika mewawancarainya ketika itu.



Sosok Cerdas,cekatan ,kepribadian kuat BB (berani dan tegas) serta dikenal dengan sebutan Mr.Clean di kalangan temannya masih terbalut dan terpancar kuat manakala ia berbicara meyakinkan lawan bicaranya. Kesederhanaanya tampak juga dari rumahnya yang masih tetap seperti yang dulu berbeda jauh dengan bayangan kita .Tergambar pula cara beliau berpakaian yang gemar berpakaian sederhana .Ia begitu cerdas dan cekatan memisahkan mana aturan dan mana kebijakan.Pandangannya mengenai arti suatu pembangunan yang dibangun oleh prinsip nasionalisme tergambar amat kental.Ini semua juga merupakan gambaran kondisi kesehatannya yang masih tergolong amat sehat (rajin berolah raga dan sering berpuasa secara teratur).Ketika di Tanya hobinya mengenai hal keranjingannya berpuasa ia dengan tangkas menjawab “puasa itu makan jiwa dan puasa untuk orang miskin”.



Ketika penulis bertanya pandangannya mengenai pembangunan daerah khususnya NTT,dengan sigap dan mata berbinar ia berusaha meyakinkan penulis bahwasanya pembangunan itu suatu keharusan.Pembangunan itu harus rasional dalam artian pembangunan bekal utamanya adalah potensi dasar daerah sedangkan bantuan dana pembangunan pemerintah pusat bukan merupakan jawaban dari pembangunan di NTT di masa datang.,angka ketergantungan /ratio ketergantungan pusat dan daerah yang yang masih belum menunjukkan perubahan yang signifikan merupakan tanggung jawab pemimpin/Gubernur NTT dimasa datang (PR yang harus jadi Rp).Jangan sampai inefisiensi birokrasi malah hanya akan merubah uang/dana pembangunan jadi tumpukan kertas(program kerja/pembangunan yang tidak membumi),tetapi lebih jauh bagaimana agar tumpukan kertas tersebut papat menjadi tumpukan uang bagi masyarakat.

Karena itu lebih lanjut ia berujar “ Luasan laut NTT (kurang lebih 4 kali daratan)yang telah mendeklerasikan diri sebagai propinsi kelautan yang tentunya dengan insentive khusus berpijak pada peta potensi hasil laut maka, potensi laut harus/wajib digarap dgn maksimal,bagi saya; ujar BB, “tidak ada istilah limbah”,karena limbah adalah bahan baku/raw material bagi industri lain dan tinggal semua sector produksi tersebut dapat bersinergi dalam rantai produksi /industri.Contoh kilahnya “dari hasil laut seperti produk garam dengan berbagai spesifikasinya, hasil samping/by product air garam bisa menjadi komoditi ekspor yang dapat diandalkan dan mampu pula menjadi jawaban bagi kelangkaan bahan baku berbagai industri strategis,mulai dari produk aqua,mie,food supplement dan sebagai bahan pengaya/fortifikasi berbagai produk makanan dan minuman.Tak luput sector konstruksi pun mendapat imbas positif dari eksplorasi dan eksploitasi hasil laut yang memiliki potensi tersembunyinya dan masih dianggap enteng ini. (air laut yang bebas polutan, frekwensi dan itensitas sinar matahari yang panjang merupakan modal),aneka jenis ikan (tuna,cakalang, tongkol,laying,NapoleonWarsee, lobster,mutiara,teripang,scampi, cumi -cumi,teri,sardine ,dll) dan rumput laut (hasil sampingnya dapat menjadi sumber baku pupuk selain produk kalsium alginate,agar,dan yang paling menjanjikan ), sehingga apabila hasilnya otomatis akan meingkatkan pendapatan rakyat nelayan, rakyat sekeliling laut dst.) Kita, lanjutnya ; harus merubah (change) pola2 yang ada saat ini, yang sangat tidak tidak dirasakan oleh rakyat. Janji2 yg dilontarkan , hannya lips semata (lihat pertumbuhan ekonomi dan PAD) sejarah NTT sampai saat ini, oleh sebab itu hanya satu kata, BERUBAH. Busung lapar, kekurangan air, PAD paling rendah dan semakin banyak kantong2 kemiskinan, apakah tanggung jawab Kita ? saya rasa, rakyat sudah jenuh dan pesimis dgn janji2 yg tidak bertanggung jawab.



Ketika lebih lanjut penulis memburu beliau dengan serentetan pertanyaan yang lebih menukik mengenai kondisi terakhir perihal makroekonomi NTT ,beliau dengan encer dan tangkas memberikan pandangannya misalnyua mengenai indicator pertumbuhan ekonomi NTT yang sampai dengan saat ini masih tergolong amat sangat rendah (4,94%),tampak dahi beliau mengerut seolah-olah ada beban yang teramat berat yang perlu beliau utarakan namun dengan maksud baik (tidak menyahlak pemimpin terdahulu).Dengan bijak beliau menjelaskan bahwa angka pertumbuhan tersebut masih diragukan keabsahannya karena BPS belum dapat memberikan dan meneropong kondisi riil NTT,artinya angka pertumbuhan tersebut masih jauh di bawah angka yang diumumkan BPS,terbukti Busung lapar yang dari hari kehari kian menggejala ,belum lagi angka pengangguran yang mencapai 112 ribu jiwa dan parahnya 37 ribut diantaranya tamatan perguruan tinggi (tergambar jelas perencanaan di bidang pendidikan yang belum singkron dengan kebutuhan pembangunan).Lebihlanjut ia menjelaskan kedepan perlu perlu dibangun jurusan-jurusan ilmu eksakta (science) yang bermuara pada teknologi tepat guna.Budaya ingin menjadi pegawai negeri (ingin di tempatkan/ditentukan nasibnya oleh orang lain/bergantung pada pemerintah)menjadi ( menempatkan diri sendiri/nasib ditentukan secara sadar pleh diri sendiri).Budaya ini harus secara terencana dan dibuatkan grand strategy yang matang dan secara bertahap pengangguran terdidik harus dapat dicarikan solusinya.Hal lainnya seperti APBD NTT 2007 yang hanya mencapai 208 Milliar bukan merupakan alasan lambat dan terhambatnya pembangunan di NTT karena kreativitas dan inovasi birokrasi dan sector swasta belum tergali dan dikelola dengan baik.Rendahnya APBD ini semakin diperparah oleh kecenderungan persentase tingkat penyerapan APBD yang semakin menurun karena keraguan dan dibayang-bayangi dugaan korupsi.Ini merupakan penyakit baru yang sedang menggejala terutama pada para birokrat,dan ini sesungguhnya menurut beliau “cerminan dari lemahnya penguasaan masalah/aturan dan kebijakan”.Masalah laten yang seakan tidak dan belum beranjak dari NTT adalah “buta huruf”.Beliau menandaskan kalau buta huruf jangan lagi diperparah dengan “buta harap”,artinya masih ada harapan bagi rakyat tersisih dan tersisa.Beliau lantas memberikan suatu teka-teki pada penulis,agar mencermati NTT dengan sederetan kata-kata: SIKSA-SAKSI-AKSI-KASIH-KISAH.,lebih lanjut beliau menuturkan inilah yang sedang dan akan terjadi di NTT tinggal bagai mana pemimpin/gubernur NTT ke depan memformulasikan sederetan kata-kata tersebut menjadi seuntai kata yang memberi semangat bagi segenap rakyat di NTT.Peranan modal asing dalam pembangunan NTT masih jauh dari harapan,karena hanya tercatat 38 perusahaan PMA yang mau menabur modalnya di NTT dan dengan nilai investasi yang hanya mencapai 36,80 juta USD akan sulit memberikan stimulasi/rangsangan bagi pembangunan di NTT.Kemampuan negosiasi dan stok investor pemda dan pengusaha swasta masih belum mampu memikat para investor asing.Hal ini berbedanya bila dibandimngkan dengan di BATAM ketika beliau berjibaku dengan para pengelola memikat investor asing untuk mau menanamkan modalnya di BATAM.Berbekal kesuksesan di dalam memacu pembangunan di BADAN OTORITA BATAM tersebutlah beliau optimis ,kalau di NTT masih ada harapan dan harapan akan terbit tepat pada waktunya.Peranan Bank Daerah perlu dipertajam dengan menempatkan para professional dan dengan tetap melakukan pembinaan dan pelatihan yang terencana,dan ditambah dengan persentase jumlah kredit perbankan porsinya harus di arahkan pada sector produkstif (rasio yang lebih seimbang),berbeda dengan kondisi terakhir yang hamper sebagian besar didominasi kredit konsumsi (75%).



Secara garus besar kapasitas,kapabilitas serta kredibilitas BB dapat diteropong dari pengalaman beliau seperti yang di utarakan di bawah ini antara lain :



Wakil Komandan Seskogab
Ketua Fraksi ABRI DPR/MPRI
Wakil Ketua OTORITA BATAM
Penasihat IDEM
Lulusan Seskoal
Lulusaan Seskogab
Lemhanas RI **


Penagalaman PendidikanM arinir beberapa Negara Eropa & Asia.
Wakil Komanadan LatGab Perang ABRI dan Angkatan Perang Negara Asean Di Palembang


Satu istri dan 2 anak . Putra pertama sekarang bekerja di Toronto (Canada).Putrinya serjana yg sekarang berada di jakarta




Tidaklah berkelebihan bila penulis bependapat bahwasanya BB,merupakan figure yang tepat dan dapat memberikan terobosan kebuntuan pembangunan di NTT.Dan bilau sebelum berpisah sekali lagi menyatakan kesediaannya untuk siap berbakti untuk pembangunan daerah bila diperlukan.Segala daya dan upaya siap beliau dedikasikan demi kampung halaman dan semua itu terpulang pada rakyat bila menghendakinya.Dan lebih lanjut ketika ditanya mengenai figure calon pendamping nya ,bila hendak ikut mentas dalam perhelatan pesta demokrasi untuk merebut orang nomor satu di NTT nantinya ia menyebut Usman Gumantik Abubakar (dikenal dengan spaan Jhony Abubakar),seorang figure pemuda yang telah kenyang dengan pengalaman berorganisasi sejak di bangku SMA-1 Kupang.Figur Jhony begitu ia sering disapa teman-teman akrabnya,sangat tepat untuk mendampinginya karena beberapa criteria yang sangat memadai dalam pandangan BB.Pengalaman berorganisasi sebagai mantan ketua OSIS SMA Negeri 1-Kupang itu terkenal amat luwes dalam bergaul (lebih dikenal dengan lintas batas agama,budaya dst).Ini dibuktikan dengan teman-temannya yang siap memberikan support pikiran,moral dan bila perlu dana.Nasib membawanya juga keluar dari tanah leluhur,beradu nasib dengan kerasnya kehidupan di Jawa Timur, berkarier di Jawa Tengah,DKI-Jakarta, Banten, Sulawesi dan sekarang di Bandung (Jawa Barat).Tuntutan pekerjaan dan profesionalitas yang dilakoni dengan baik ia akhirnya diberikepercayaan oleh Direksi untuk menjabat salah satu pucuk pimpinan perusahaan jasa keuangan (di salah satu Perbankan Internasional terbesar yang beroperasi di Indonesia)sebagai Kepala Wilayah Operasional (Kakanwil) yang mencakup wilayah Jawa Barat.Sebelumnya ia sudah cukup banyak makan asam garam juga di daratan Jawa dengan tugas yang sama.Persaingan/kompetisi adalah tuntutan dan sekaligus tantangan dengan modal banyak belajar,ulet,kritis, komitmen yang kuat serta kejujuran merupakan resep dasar kesuksesannya.Bisalah dihitung dengan jari anak daerah NTT yang berkarir dan terbilang sukses di bidang jasa keuangan (per Bankan).Salah satu resep suksesnya “bagaimana kita menempatkan diri atau menentukan nasib dan bukan nasib kita ditentukan orang”.Terkesan ada tekad dan komitmen pribadi yang kuat.Lebih lanjut ia berujar interaksi positif dengan lingkungan adalah modal utama dan terutama.



Masa kecil yang boleh dibilang tidak terlalu enak begitu dibilang,membentuk Si Jhony kecil menjadi anak yang mandiri.Tempaan ayahnya(ibu) yang perwira polri (Pak Saleh Abubakar) yang pernah bertugas di Polri (DANRES/Kapolres)di beberapa kabupaten di NTT (Kupang, So”E,Kefamenanu, Atambua, Maumare,Waingapu) turut memberi sumbangan bagi matangnya kepribadian sang calon wagub ini.Disiplin dan ilmu kepemimpinan yang diwariskan sang ayah masih melekat kuat dalam kehidupan kesehariannya baik itu dalam ruang lingkup pekerjaan dan keluarga serta kehidupan sosialnya.Jiwa Nasionalisemenya teramat kental dan begitu pula dalam kehidupan spirituilnya.”Saya merupakan salah satu produk pluralisme dan karena itu pula yang saya tidak akan sungkan mendedikasikan hidup saya bagi tetap tumbuh kembangnya pluralisme itu sendiri” begitu ia berujar dengan penuh optimisme.Jiwa ini juga ditularkan pada ke 3 anaknya sejak kecil serta sang nyonya yang kebetulan berasal dari Madura.Pergaulannya terbilang luas dan tidak hanya dalam lingkup jasa keuangan dan perbankan (ekonomi) tetapi juga di bidang politik.Beberapa relasinya di kalangan elit politik di pusat dan daerah tetap selalu terjaga dengan baik dengan tetap terus membunga hubungan komunikasi yang positif.Relasi dibidang birokrasi juga terbilang luas mulai dari daerah sampai kepusat sumbu kekuasaan.Di bidang sosial kemasyarakatan juga ia tidak ketinggalan amat karena ia yang hoby dan pandai tarik suara serta mahir bermain alat musik (Jazz) ini memiliki kelompok musisi Jazz binaan baik di lingkup kantor maupun kelompok pemuda.Dibidang olah raga Bung Jhony juga rutin bermain Sepak Bola, Bulu Tangkis.Suatu ketika ia berujar lagi “kesehatan jiwa dan raga itu modal bagi hidup bak itu bagi pemimpin maupun rakyat”.



Sebagai buah dari hasil kerja secara cerdas ia mampu mengayuh biduk rumah tangga dengan tenteram.Ketenangan dalam bekerja dan berkarierpun terbuka lebar,tawaran bisnis pun mengalir,namun karena keterbatasan waktu Bung Jhony lebih mengarah kan perhatian untuk belajar sambil memprakterkkan ilmu dan strategy membangun sector ekonomi di lapangan.Bagaimana pembangunan ekonomi dapat lebih mem bumi menjadi titik perhatian utamanya.”Strategy yang matang perlu agar konsep ekonomi pembangunan khususnya di NTT dapat memicu dan merangsang pertumbuhan ,pemerataan serta kesinambungannya dapat di nikmati sampai ke akar rumput” ujarnya.Imbas dari pertumbuhan ekonomi (ekonomi masyarakat)yang lumpuh di NTT berdampak pada munculnya pendapatan perkapita yang rendah dan ini bukan semata rakyat menjadi biang keladinya tapi terpulang pada sang pemimpin di daerah.Penerapan insentive (kata lain dari peraturan dan kebijakan) khususnya di bidang ekonomi sebagai motor penggerak utama roda pembangunan daerah di NTT harus betul-betul di jiwai.Untuk itu akan lebih mudah bila sang pemimpin tidak harus buka-buka buku lagi.Rakyat tidak membutuhkan pemimpin yang hanya menghabiskan waktunya hanya untuk membuka buku lagi,tapi lebih jauh telah tiba saatnya “aksi”.Tidak fair bila rakyat harus mengongkosi pemimpin untuk belajar dan pikir-pikir lagi dan membiarkan rakyat menganggur.Panorama semacam ini senantiasa masih menghiasi roda birokrasi di NTT.Penerapan SOP secara tegas dan lugas dibarengi sistim control online akan menciptakan efektifitas pembangunan ekonomi.Jadi langkah-langkah kongrit perlu dilakukan tentu dengan sumber data yang falid.Kalkulasi suber daya SDM (termasuk di dalamnya sumber daya intelektual di dalam ataupun yang sedang berada di luar NTT harus dapat menjadi amunisi pembangunan sector ekonomi),Sumber daya Alam (baik yang telah dan masih tersembunyi/hidden resources),Sumber daya spiritual (harus dapat menjadi sumber daya yang dapat menjadi pemberi sengat untuk membangun) harus sudah terkalkulasi dengan baik oleh sang pemimpin.

Ketika ditanya mengenaih hubungan pembangunan ekonomi NTT terkait kemiskinan dan busung lapar yang takkunjung hengkang dari bumi NTT,Bung Jhony menguraikan secara ringkas bahwa sanya jumlah penduduk miskin yang tercatat 1,23 juta jiwa dan merupakan 29,42 % dari jumlah Total penduduk NTT (4.188.774 jiwa) dan 2,93 %nya dari penduduk miskin tersebut adalah orang buta huruf dari total orang buta huruf di NTT (2007) sebanyak 35.990 orang.Jadi sumbangan buta huruf terhadap persentase angka kemiskinan cukup besar.”Pertanyaannya miskin karena buta huruf atau buta huruf karena miskin, indikatornya harus jelas sehingga pemerintah daerah beserta para wakil rakyat di daerah dapat secara lebih tepat sasaran menentukan arah pembangunan” demikian ia meyakinkan penulis.



Lebih lanjut Bung Jhony menjelaskan bahwa;ancaman Lost Generation masih tetap terus membayang-bayangi setiap anak dan ibu di NTT dengan membengkaknya angka kematian ibu melahirkan yang mencapai angka 554/100.000 kelahiran hidup dan kondisi ini semakin diperparah lagi dengan melambungnya angka kematian anak yang sudah mencapai 62 /1000 kelahiran hidup.Bulu roma kita bergidik karena kematian demi kematian anak dan ibu memberikan isyarat kalau Lost Generation merupakan ancaman paling serius yang perlu di tangani segera.Kurang Kalori Protein(KKP) sebagai salah satu biang keladinya perlu dicarikan solusinya.Kedepan saya telah membuat rencana/solusi jangka pendek dengan memproduksi Asam Amino (ditingkat keluarga).Sehingga kekurangan protein sudah bukan menjadi masalah serius .Karena menurut staff ahli kami yang telah memproduksi Asam Amino ini dengan bahan baku dasar dari NTT,produk local ini mampu menjadi solusi paling ampuh.Kami telah menyediakan dana khusus untuk memproduksi dan memberikan pelatihan kilat bagi keluarga termasuk keluarga miskin di seantero NTT.Bila kita menunggu uluran bantuan pemerintah pusat saja maka ini tidak akan pernah berakhir.



Gangguan kesehatan masyarakat yang selalu menjadi momok di NTT adalah merebaknya penyakit malaria,dan untuk itu kamipun telah siap dengan produk dan pelatihan kilat untuk membina masyarakat sampai ketingkat keluarga agar mampu dan dapat mengatasi penyakit malaria (penyakit laten) secara lebih murah,singkat dan efisien,semuanya dengan bahan baku local.Pokoknya pengadaan bahan baku akan melibatkan masyarakat local sehingga konsep penyelesaian masyalah DARI-OLEH dan UNTUK masyarakat dapat menjadi modus dari solusi ini.Sepengetahuan saya produk



Ketika ditanya mengenai peranan sector perbankan dalam pembangunan daerah,Bung Jhony kembali dengan tangkas memberikan penjelasan bahwa realisasi kredit di NTT yang terpaku dan masih terserap kredit konsumtif yang mencapai 75 % perlu di kembalikan pada porsi yang lebih rasional ke rasio 60:40 (kredit produktif:kredit konsumtif).Pemda Jabar dalam programnya secara nyata membalikkan ratio yang tadinya 40:60 menjadi 60:40.Untuk itu sekali lagi dibutuhkan pemimpin yang mengerti ekonomi dalam prakteknya dan bukan teori semata.Untuk itu secara bertahab dan terencana telah disiapkan program pembangunan yang sinergi guna menjemput tawaran peluang dari sector perbankan,inilah dengan apa yang kami namakan program yang memiliki daya jawab terhadap masalah.Program tersebut salah satunya memberikan stimulasi bagi tumbuh kembangnya UKM dan peluang bagi masyarakat luas untuk berperan aktif melalui teknologi tepat guna dan tepat sasaran.Dan ini akan efektif bila ada contoh dan teladan dari UKM yang telah sukses sehingga akan memberikan dampak domino ekonomi rakyat.



Mengenai peranan Investasi dan Investor dalam pembangunan daerah,lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kita tidak bisa defensive saja bak putri menunggu pinangan.Bersolek dan mempercancik iklim investasi itu baik dan harus tapi tidak lantas kita harus berdiam diri,tapi kita harus mempunyai jurus jitu untuk ekspansi ,dat a base,loby efektif bahkan sampai ketingkat manca Negara/Internasional kerena di era Global dan era pasar bebas ini segala potensi yang terkalkulasi baik tersebut perlu di Tata,di Titi,di Tuntun dan jangan lupa di Teten ,beliau tertawa berkelakar (figure ini supel),maksudnya di Teten(masdukikan) ,jangan korupsi karena ada mata-matanya lho sambil kami mengakhiri pembicaraan di serambinya rumahnya di suatu bilangan kawasan elit(Lippo karawaci-Tangerang).Selamat berjuang !!!!!!

Oleh:Max Umbu

F I R D A U S mengatakan...

Kamis, 2008 Februari 14
Alam Membuat Max Bangun Laboratorium di Rumah


KOMPAS

Jumat, 21 April 2006
Penelitian ilmiah
Alam Membuat Max Bangun Laboratoriun di Rumah

Lahir di daerah yang tandus, Sumba, Nusa Tenggara Timur, tidak membuat Maxentius Umbu Hina (39) menganggap bangsanya miskin. Ia justru melihat kekayaan alam Indonesia yang melimpah berpotensi membuat bangsa dan negara ini mandiri.
Max kurang mendapat dukungan keluarga untuk menjadi peneliti. Padahal, minat meneliti sudah muncul sejak ia duduk di kelas dua sekolah menengah atas (SMA).
Saat itu ia membuat mesin perontok padi. "Orang Sumba merontokkan padi dengan cara menginjak-injak padi ramai-ramai. Ongkosnya sangat mahal. Makanya saya buatkan mesin yang murah dan cepat kerjanya," kata Max.
Saat mesin dari kayu dan paku itu akan diikutsertakan dalam lomba penelitian yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), orangtuanya tidak setuju.
Keinginan anak pertama dari tiga bersaudara ini hampir terwujud saat ia dipanggil Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Sayang ia batal jadi mahasiswa karena telat mendaftar.
Dengan uang Rp 500.000, ia pulang ke rumah pamannya di Bandung dan kuliah di Teknologi Pangan, Universitas Bandung Raya. Uang yang dimilikinya sebetulnya masih kurang. Untung ia mendapat bantuan dari beberapa orang.
"Saat orientasi mahasiswa baru, saya tidak pernah membawa makanan karena tidak punya uang. Untung teman-teman banyak yang memberikan makanannya. Dari makanan pemberian itu, saya bisa bertahan.
Saat kuliah, Max mulai meneliti tentang enzim papaine dalam bir yang diaplikasikan pada virgin coconut oil (VCO). Ia meneliti selama setahun dan lulus dengan nilai baik tahun 1992.
Setelah lulus, Max sempat bekerja di perusahaan konsultasi hidrologi dan kehutanan, serta di berbagai asuransi. Saat bekerja di perusahaan asuransi, Max mulai menerapkan kesukaannya dalam bidang penelitian dengan menjadikan para peneliti di lembaga penelitian sebagai kliennya.
Untuk membantu kliennya membayar premi, Max menyarankan untuk mengumpulkan uap air dari pabrik pengalengan nanas. Uap tersebut bisa dijadikan air amidis dan dijual dengan harga lumayan mahal. Air amidis baik untuk kesehatan karena hanya mengandung 0,001 polutan. Salah satunya mengembalikan tekanan darah tinggi ke normal . Namun, bekerja sebagai pegawai asuransi membuat Max sering disepelekan oleh calon kliennya. "Tapi justru kondisi itu menguatkan mental saya," ujar Max.
Pekerjaan itu terpaksa ditinggalkannya karena ia mengalami sakit akibat pembuluh darah di daerah anus melebar. Seorang teman datang membawakan obat cair kombuja yang biasa dijadikan obat oleh orang China.
Jika didiamkan beberapa hari, cairan tersebut akan menghasilkan semacam daging yang terus membesar dan mengambang di dalam wadah. Setelah meminum cairan tersebut, ia pun sembuh.
"Tapi saya tertarik dengan cairan yang menumbuhkan semacam daging tersebut sehingga saya memperbanyak cairan tersebut dengan gula dan air, lalu dituangkan dalam beberapa wadah. Ternyata benda semacam daging tersebut cepat tumbuh di setiap wadah," tutur Max yang segera mencari literatur yang berhubungan dengan benda tersebut.
Laboratorium
Ia menduga, daging tersebut adalah polimer. Untuk membuktikannya, ia menyetrika selembar daging. Hasilnya, daging tersebut berubah bentuk seperti selembar plastik. Namun jika dibakar, sifatnya seperti kertas.
Ia mulai membuat laboratorium di rumahnya yang sempit di sebuah gang di kawasan Awiligar, Bandung Utara, untuk mengamati benda tersebut. Dalam meneliti, ia dibantu oleh istrinya Ena Harianti (37). Setahun lalu, ayah dua anak ini terpaksa memindahkan laboratoriumnya ke dalam gudang yang sempit karena anak bungsunya mulai belajar berjalan.
"Bagaimanapun kalau laboratorium ada di rumah, bisa terpaksa digusur demi kepentingan keluarga," ujarnya.
Beberapa zat yang berhubungan dengan polimer disimpan dalam beberapa wadah. Ia juga meneruskan penelitiannya dengan mengetes berbagai elemen dalam cairan tersebut. Hasilnya diketahui, cairan tersebut adalah selulosa yang bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar karena mengandung etanol yang tinggi, fiber, kertas untuk uang, dan lainnya.
Setelah itu, ia makin rajin meneliti. Beberapa hasil penelitiannya dipasarkan melalui internet. Harganya cukup murah. Salah satu produk yang dipasarkannya adalah zat pembersih limbah untuk pabrik. Ia menjualnya Rp 10.000 per liter.
Ia juga amat cekatan meneliti terutama ketika mendapat kabar bangsa ini memiliki masalah. Ia mencoba mengulik bahan alam untuk memecahkan masalah. Salah satunya meneliti tanaman untuk bahan bakar, asam amino dari santan untuk mengatasi busung lapar, meneliti getah pepaya untuk obat demam berdarah, dan lainnya.
Dari gang sempit di depan rumahnya, orang bisa melihat beberapa botol berisi minyak teronggok di setiap sudut halaman. Botol-botol tersebut berisi bahan bakar yang dihasilkannya dari berbagai tumbuhan.
"Ini minyak dari kemiri, sangat baik untuk dijadikan solar," kata Max sambil memperlihatkan minyak kemiri, lalu menyeruput teh yang menurutnya bisa mengikat virus . (Yenti Aprianti)

Diposting oleh TEKNOLOGI TEPAT GUNA di 03:43 0 komentar
Alam Membuat Max Bangun Laboratorium di Rumah



KOMPAS
Jumat, 21 April 2006
Penelitian ilmiah
Alam Membuat Max Bangun Laboratoriun di Rumah

Lahir di daerah yang tandus, Sumba, Nusa Tenggara Timur, tidak membuat Maxentius Umbu Hina (39) menganggap bangsanya miskin. Ia justru melihat kekayaan alam Indonesia yang melimpah berpotensi membuat bangsa dan negara ini mandiri.
Max kurang mendapat dukungan keluarga untuk menjadi peneliti. Padahal, minat meneliti sudah muncul sejak ia duduk di kelas dua sekolah menengah atas (SMA).
Saat itu ia membuat mesin perontok padi. "Orang Sumba merontokkan padi dengan cara menginjak-injak padi ramai-ramai. Ongkosnya sangat mahal. Makanya saya buatkan mesin yang murah dan cepat kerjanya," kata Max.
Saat mesin dari kayu dan paku itu akan diikutsertakan dalam lomba penelitian yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), orangtuanya tidak setuju.
Keinginan anak pertama dari tiga bersaudara ini hampir terwujud saat ia dipanggil Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Sayang ia batal jadi mahasiswa karena telat mendaftar.
Dengan uang Rp 500.000, ia pulang ke rumah pamannya di Bandung dan kuliah di Teknologi Pangan, Universitas Bandung Raya. Uang yang dimilikinya sebetulnya masih kurang. Untung ia mendapat bantuan dari beberapa orang.
"Saat orientasi mahasiswa baru, saya tidak pernah membawa makanan karena tidak punya uang. Untung teman-teman banyak yang memberikan makanannya. Dari makanan pemberian itu, saya bisa bertahan.
Saat kuliah, Max mulai meneliti tentang enzim papaine dalam bir yang diaplikasikan pada virgin coconut oil (VCO). Ia meneliti selama setahun dan lulus dengan nilai baik tahun 1992.
Setelah lulus, Max sempat bekerja di perusahaan konsultasi hidrologi dan kehutanan, serta di berbagai asuransi. Saat bekerja di perusahaan asuransi, Max mulai menerapkan kesukaannya dalam bidang penelitian dengan menjadikan para peneliti di lembaga penelitian sebagai kliennya.
Untuk membantu kliennya membayar premi, Max menyarankan untuk mengumpulkan uap air dari pabrik pengalengan nanas. Uap tersebut bisa dijadikan air amidis dan dijual dengan harga lumayan mahal. Air amidis baik untuk kesehatan karena hanya mengandung 0,001 polutan. Salah satunya mengembalikan tekanan darah tinggi ke normal . Namun, bekerja sebagai pegawai asuransi membuat Max sering disepelekan oleh calon kliennya. "Tapi justru kondisi itu menguatkan mental saya," ujar Max.
Pekerjaan itu terpaksa ditinggalkannya karena ia mengalami sakit akibat pembuluh darah di daerah anus melebar. Seorang teman datang membawakan obat cair kombuja yang biasa dijadikan obat oleh orang China.
Jika didiamkan beberapa hari, cairan tersebut akan menghasilkan semacam daging yang terus membesar dan mengambang di dalam wadah. Setelah meminum cairan tersebut, ia pun sembuh.
"Tapi saya tertarik dengan cairan yang menumbuhkan semacam daging tersebut sehingga saya memperbanyak cairan tersebut dengan gula dan air, lalu dituangkan dalam beberapa wadah. Ternyata benda semacam daging tersebut cepat tumbuh di setiap wadah," tutur Max yang segera mencari literatur yang berhubungan dengan benda tersebut.
Laboratorium
Ia menduga, daging tersebut adalah polimer. Untuk membuktikannya, ia menyetrika selembar daging. Hasilnya, daging tersebut berubah bentuk seperti selembar plastik. Namun jika dibakar, sifatnya seperti kertas.
Ia mulai membuat laboratorium di rumahnya yang sempit di sebuah gang di kawasan Awiligar, Bandung Utara, untuk mengamati benda tersebut. Dalam meneliti, ia dibantu oleh istrinya Ena Harianti (37). Setahun lalu, ayah dua anak ini terpaksa memindahkan laboratoriumnya ke dalam gudang yang sempit karena anak bungsunya mulai belajar berjalan.
"Bagaimanapun kalau laboratorium ada di rumah, bisa terpaksa digusur demi kepentingan keluarga," ujarnya.
Beberapa zat yang berhubungan dengan polimer disimpan dalam beberapa wadah. Ia juga meneruskan penelitiannya dengan mengetes berbagai elemen dalam cairan tersebut. Hasilnya diketahui, cairan tersebut adalah selulosa yang bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar karena mengandung etanol yang tinggi, fiber, kertas untuk uang, dan lainnya.
Setelah itu, ia makin rajin meneliti. Beberapa hasil penelitiannya dipasarkan melalui internet. Harganya cukup murah. Salah satu produk yang dipasarkannya adalah zat pembersih limbah untuk pabrik. Ia menjualnya Rp 10.000 per liter.
Ia juga amat cekatan meneliti terutama ketika mendapat kabar bangsa ini memiliki masalah. Ia mencoba mengulik bahan alam untuk memecahkan masalah. Salah satunya meneliti tanaman untuk bahan bakar, asam amino dari santan untuk mengatasi busung lapar, meneliti getah pepaya untuk obat demam berdarah, dan lainnya.
Dari gang sempit di depan rumahnya, orang bisa melihat beberapa botol berisi minyak teronggok di setiap sudut halaman. Botol-botol tersebut berisi bahan bakar yang dihasilkannya dari berbagai tumbuhan.
"Ini minyak dari kemiri, sangat baik untuk dijadikan solar," kata Max sambil memperlihatkan minyak kemiri, lalu menyeruput teh yang menurutnya bisa mengikat virus . (Yenti Aprianti)

Diposting oleh TEKNOLOGI TEPAT GUNA di 03:36 0 komentar
TEMUAN TENOLOGI SEDERHANA YG AKAN DATANG

Beberapa teknologi sederhana (dalam artian mudah diaplikasikan/bukan proses penemuannya),akan di tayangkan pada edisi kedepan.Beberapa di antaranta yang telah di aplikasikan dan bernilai ekonomis di masyarakat adalah :

1. Tenologi pembuatan (konversi)tanah biasa menjadi tanah liat untuk kebutuhan berbagai industri kecil dan besar.

2. Teknologi Konversi dan pembuatan tahu mirip (tahu Sumedang) dari tahu biasa dengan menggunakan larutan organik,minyak organik hasil formulasi.

3. Teknologi pembuatan Phasta bijian(yang mengandung minyak dan lemak) sebagai bahan bakar/briket/lilin organik.

4. Teknologi Flokulasi dan pengendapan/penjernih air (limbah biasa s/d limbah berat atau B3) Organik. Flokulan yang mampu mengikat air limbah berwarna /limbah industri.

5. Kapsul Organik pengganti NASI (dengan kandungan High Amino Acid dan Zat Gigi essensial).Dengan kemampuan menahan lapar s/d minimal 10 jam per kapsul.(uji lapangan nebghasilkan peningkatan permintaan yang sangat signifikan)

6. Temuan bahan baku Fiber/sistim tuang untuk pembuatan perahu/speed boat,selancar dll.
\
7. Temuan teknologi tabung oksigen,berbahan baku limbah botol/galon aqua bekas.

8. Temuan Up Grader (peningkat oktan pada BBM).

9. Temuan teknologi pembuatan SEMEN Api,semen biasa dengan bahan limbah dan tanag biasa.

10. Temuan VCO Powder dengan fortifikan (pengayaan Asam amino).

11. Temuan Batako Ringan (Bj 1<). Bermafaat dalam kontruksi bangunan tahan gempa,peredam bunyi/suara (ruangan).

12. Temuan sabun pembersih noda darah yang membandel.

13. Temuan Aditive binder untuk pembuatan balok kayu dan trikples

14. TEMUAN JENIS BBM BARU DI LAUAR TEMUAN YANG TELAH PERNAH ADA (renweable material).

15. dst (masih 150 temuan baru akan di daftarkan).

Diposting oleh TEKNOLOGI TEPAT GUNA di 03:02 0 komentar
ZAX UNIK MAX, PENGUPAS KULIT KEDELAI



KOMPAS
Selasa, 31 Oktober 2006
Zat Unik Max, Pengupas Kulit Kedelai
Oleh: Mahdi Muhammad
Tempe dan tahu adalah makanan sehari-hari masyarakat di Indonesia. Masyarakat dari berbagai lapisan dan strata sosial menyenangi makanan ini karena memiliki tingkat gizi yang cukup tinggi, terutama protein.
Namun, bagi para pembuatnya, mengubah kacang kedelai menjadi tempe maupun tahu menjadi kesulitan tersendiri karena sulitnya mengupas kulit kacang kedelai tersebut. Butuh waktu lebih dari beberapa jam hanya untuk mengupas kulit kacang kedelai yang keras.
Bahkan, cara paling sederhana untuk mengupas kulit kedelai, yaitu dengan merendam ratusan kilogram kedelai dalam air panas dan diinjak-injak dengan kaki agar kulit kacang mengelupas, masih tergolong banyak mengeluarkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
Maxentius Umbu Hina Djingga Kadu, peneliti pangan asal Bandung, yang ditemui di rumahnya pertengahan bulan Oktober lalu, mengatakan, dirinya menemukan cara sederhana, cepat, dan mudah untuk mengupas kulit kacang kedelai.
Kulit kedelai, yang tersusun dari ribuan sel yang terdiri dari unsur pektin, kalsium, selulosa, dan hemi selulosa inilah yang dicoba diuraikan agar pengupasan menjadi lebih cepat. Berbekal pengalamannya membuat cairan selulosa murni, membuat Max, berkeinginan membuat teknologi pangan yang sederhana dan murah. Max menamakan zat yang ditemukannya MaXen Kupass-1,34 TR. Namanya sengaja mengandung unsur namanya sendiri. "Zat ini yang nantinya akan membantu perusakan dinding-dinding sel yang menyusun kulit kacang kedelai dengan lebih cepat," ujar Max.
Zat MaXen yang dibuat Max dikauinya menggunakan bahan-bahan nabati dan hewani yang tersedia di berbagai daerah di Indonesia. Max menjamin tidak ada bahan pengawet dalam zat MaXen ini.
Max menjelaskan, cara kerja zat yang dibuatnya hanya dalam waktu beberapa bulan ini adalah dengan melarutkan zat ini bersama dengan rendaman kacang kedelai. Zat-zat yang terkandung dalam larutan itu otomatis akan merusak dinding- dinding sel penyusun kulit kacang kedelai.
"Unsur yang harus dirusak dalam kulit kacang kedelai adalah kalsium pektinat. Ikatan-ikatan yang menyusunnya harus dibuat lemah. Kalau sudah lemah, dengan sendirinya kulit kacang kedelai yang keras itu akan mudah terkelupas," ujar Max. Ditambah dengan infiltrasi air ke dalam tubuh kacang kedelai, membuat proses pengelupasan semakin mudah.
Berbeda dengan proses pengupasan kulit kacang kedelai yang menggunakan air panas, Max hanya membutuhkan air ledeng biasa dan melarutkan zat yang dibuatnya. Maka proses pengelupasan pun berjalan lancar.
Dalam percobaan sederhana yang dilakukan Max di depan Kompas, zat organik MaXen dibuat dalam bentuk tepung dan dimasukkan dalam kapsul. Hal ini sengaja dilakukan untuk menunjukkan bahwa zat organik ini bisa dibuat dalam bentuk cair maupun tepung (kapsul).
Satu kapsul berisi tepung zat organik MaXen itu dicampur dengan satu liter air dingin yang akan digunakan untuk merendam satu kilogram kacang kedelai. Ini berbeda dengan cara konvensional yang menggunakan air panas agar kulit kedelai menjadi lunak. Setelah lima menit berlalu, di permukaan air mulai tampak beberapa kulit kacang kedelai yang sudah benar-benar terkelupas. Jumlahnya terus bertambah hingga usai 20 menit perendaman.
Hemat biaya
Max menyatakan, dibandingkan dengan cara pengupasan konvensional, metode dan alat yang digunakannya sangat irit bahan baku air dan efisien. Bila dihitung menggunakan zat MaXen ini hanya menghabiskan dana kurang dari Rp 300 untuk satu kali pengupasan. "Bandingkan dengan pengupasan menggunakan cara konvensional. Setelah dihitung, cara ini lebih efisien 72 kali dibandingkan dengan cara konvensional," tuturnya berpromosi.
Untuk pengupasan konvensional, setidaknya diperlukan air tiga kali lipat (1:3) dibandingkan dengan menggunakan zat organik MaXen. Cara konvensional juga membutuhkan minyak tanah atau gas elpiji untuk merebus air panas sebelum dicampurkan dengan kacang kedelai. Sedangkan dengan cara baru ini, sama sekali tidak menggunakan minyak tanah atau gas elpiji. Cukup dengan air ledeng atau PAM saja.
Saat ini MaXen sedang dalam tahap pendaftaran hak cipta di Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. "Nantinya akan diproduksi dalam bentuk kapsul. Kalau cairan, akan susah mengirim ke berbagai daerah karena perusahaan ekspedisi jarang mengangkut cairan," katanya.
Sekarang sudah ada pengupas kulit kedelai sederhana, murah dan cepat. Bagaimana dengan produksi kedelai? Apakah tetap akan mengimpor dari luar?


Diposting oleh TEKNOLOGI TEPAT GUNA di 02:28 0 komentar
DAUN PEPAYA DAN TEMULAWAK ANTI-DBD (DEMAM BERDARAH-MALARIA)

Jumat, 18 Februari 2005



(KOMPAS)
Daun Pepaya dan Temulawak Anti-DBD



SUATU hari, Maxentius Umbu Hina (37) alias Max membawa sebotol minuman berwarna hijau untuk diberikan kepada kenalannya yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Sayang, istri dari temannya itu menolak. Max akhirnya hanya menunggui saja temannya yang hanya beberapa jam kemudian meninggal.
Max pulang dengan sedih. Ramuan penyembuh DBD yang telah ia teliti sejak 1993 dan telah menyembuhkan beberapa tetangganya dari DBD sejak tahun 2001, tidak dapat diterima temannya.
Namun, Max tidak putus asa memberikan pertolongan pada penderita DBD. "Meskipun masih sedikit orang yang minum ramuan ini, sejak 2001, jumlahnya tidak lebih dari 100 orang," kata Max yang hanya memperkenalkan ramuan itu pada teman-temannya.
Semua teman-temannya yang meminum ramuannya telah sembuh dalam waktu kurang dari 24 jam. Itulah yang menyebabkannya terus memperkenalkan ramuan ini.
MINUMAN berwarna hijau pekat yang nyaris seperti air lumut itu, merupakan perasan air daun pepaya, temulawak, meniran, dan gula merah.
Max yang alumni Teknologi Pangan dan Gizi, Universitas Bandung Raya, itu sudah meneliti pepaya sejak 1993. Tahun 1994, dari hasil penelitiannya tentang pepaya, ia membuka bisnis penyadapan getah pepaya di Boyolali, Jawa Tengah.
Bergelut terus-menerus dengan pepaya menyebabkan ia tahu betul sifat-sifat pepaya. Dari salah satu penelitiannya, ia menemukan bahwa enzim dalam getah pepaya mampu merusak protein mikroba.
Jika protein sudah rusak, maka mikroba akan kehilangan fungsinya, lalu mati. Enzim yang terkandung dalam pepaya adalah Peptidasi A, Peptidasi B, dan Cimo Papaine.
Pada saat bersamaan, wabah DBD mulai muncul di berbagai tempat. Ia pun langsung menghubung-hubungkan hasil penelitiannya dengan kebiasaan orang Indonesia bagian timur yang biasa menyantap daun pepaya untuk menyembuhkan malaria. Ia pun menduga bahwa pepaya bisa juga menyembuhkan DBD.
DBD disebabkan masuknya virus yang terdapat di air liur nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini senang hidup di air tergenang yang bersih. DBD dapat menyebabkan kematian jika tidak segera diatasi.
Max melakukan penyempurnaan dalam penelitiannya. Enzim pepaya yang bisa merusak protein mikroba, ia campurkan dengan temulawak atau kuning gede. Temulawak bermanfaat untuk menstabilkan tekanan darah.
"Karena yang diserang adalah darah maka akan ada gangguan pada tekanan darah dan harus ada yang bisa menstabilkannya," ujar Max.
Kondisi penderita DBD biasanya lemah karena hanya sedikit makanan dan minuman yang mampu mereka konsumsi. Padahal untuk melawan serangan virus DBD yang mengonsumsi darah, si pasien harus memproduksi darah lebih banyak. Produksi dilakukan oleh hati dan itu membutuhkan energi yang sangat banyak. Untuk meningkatkan energi dengan cepat, tubuh manusia membutuhkan glukosa yang bisa diambil dari gula merah.
Max juga memberikan daun dan batang meniran sebagai agen pendeteksi serangan virus. "Dalam meniran terdapat suatu zat yang bisa mendeteksi adanya serangan virus. Informasi itu akan disampaikan pada antibodi untuk segera mempersiapkan pertahanan, salah satunya dengan meningkatkan produksi darah," tutur Max.
Pembuatan ramuan ini tidaklah sulit. Pilihlah daun pepaya yang mengandung banyak getah dan enzim perusak protein. Biasanya daun tersebut adalah daun ketiga dari pucuk pohon pepaya.
Ambil tiga helai daun pepaya, lalu diblender, dan diperas. Perasan dicampurkan dengan empat sendok tepung temulawak, gula merah, dan meniran. "Semua bahan direbus, tetapi tidak boleh sampai mendidih agar enzim tidak rusak," kata Max.
Ramuan ini sebaiknya diminumkan sesegera mungkin pada pasien sebanyak 250 mililiter. "Bagi bayi, sebaiknya ibunya yang meminum ramuan dan bayinya menyerap enzim dari air susu ibunya," kata Max.
Ramuan ini tidak berbahaya dan tidak menimbulkan efek samping seperti mengeraskan feses dan mengganggu pencernaan. Tetapi, perempuan hamil tidak bisa meminumnya karena ramuan ini menyebabkan keguguran kandungan.
"Untuk penderita diabetes sebaiknya melakukan konsultasi pada dokter untuk menstabilkan tekanan gula darahnya," kata Max.
Elita Estrela (25), pernah menggunakan ramuan ini pada tahun 2004, setelah ia dirawat selama seminggu di Rumah Sakit Cibabat, Bandung.
Hari ketiga dirawat di rumah sakit, trombositnya tinggal sekitar 30.000 per milimeter kubik darah. Saat itu, ibunya langsung mencari pertolongan lain. "Kami mendapat informasi ramuan pepaya, temulawak, meniran, dan gula merah bisa menyembuhkan," kata Elita. (Y09)

Diposting oleh TEKNOLOGI TEPAT GUNA di 02:20 0 komentar
PENEMU SELULOSA BERMUTU TINGGI



KOMPAS 04-09-2004
Maxentius Umbu, Penemu Selulosa Murni BermutTinggi

DI sebuah rumah berukuran kecil yang dikontrak oleh Ir Maxentius Umbu Hina Djingga Kadu di perkampungan padat penduduk di kawasan Awiligar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sebagian besar ruangan dipakai untuk laboratorium kecil-kecilan.
JANGAN berharap dalam laboratorium itu dapat ditemukan peralatan canggih, tetapi di ruangan itu terdapat berbagai bahan baku serta bahan kimia untuk pembuatan selulosa murni sehingga rumah Max Umbu terasa sumpek.
Sebenarnya penemuan ini dapat menunjang program pemerintah dalam pengadaan bahan baku pulp dan kertas. Selain itu, selulosa murni juga bisa digunakan untuk tujuan komersial, seperti bahan baku industri kertas berharga, printer circuit board (PCB), carboxy methyl cellulosa, filter (membrane semi permeable), dan chip komputer.
Di samping itu, selulosa murni antara lain juga bisa digunakan untuk bahan baku dalam industri kertas HVS baik yang berkualitas tinggi maupun rendah, selotip, telepon seluler, kemasan teh celup, benang berkualitas tinggi, dan lem kaca. Aplikasi penemuan ini bisa menggunakan peralatan dan mesin sederhana serta dapat diproduksi di dalam negeri.
Agar bisa mencapai skala ekonomi, selulosa murni harus diproduksi massal. Berdasarkan hasil penelitian Bung Max Umbu, panggilan di antara rekan-rekannya, investasi dan modal kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi selulosa murni tergolong rendah. Bahkan, dia sudah membuat simulasi dan menghitung rinci keuntungan yang bisa diraih industri bila memakai selulosa murni sebagai bahan baku utama suatu produk.
Sementara proses produksi cukup sederhana karena proses pembibitan dan pematangan hanya mengandalkan mikroba sehingga tidak memerlukan peralatan dan mesin berteknologi tinggi. Sedangkan proses akhir yang diperlukan hanya penyesuaian suhu yang juga dapat dikatakan sederhana.
SELULOSA murni sesungguhnya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri hilir karena selulosa yang dihasilkan tergolong berkadar tinggi. Penemuan ini merupakan terobosan teknologi proses sangat inovatif dan sangat layak dikembangkan menjadi skala industri menengah atau besar.
Hasil penemuan ini telah diuji di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa Bandung, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Perdagangan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, tanggal 7 November 2001.
Bahkan, penemuan Bung Max ini juga telah didaftarkan di Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, pada bulan November 2003. Proses untuk melakukan penelitian selulosa murni sampai didaftarkan di HAKI Depkeh dan HAM bukan perkara mudah, apalagi untuk melakukan itu perlu biaya dan tenaga khusus.
Namun, berkat kemauan keras dan bantuan teman-teman Max, semua kendala itu bisa dilalui. Ketika diuji di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa, Max dan teman-temannya juga sempat dipersulit.
"Ketika itu kami membawa bubur kertas sesuai permintaan pihak laboratorium, tetapi tidak diterima. Kemudian kami disuruh membawa lembaran kertas dan harus kering. Kemudian mereka minta lagi serbuk kertas. Ujung-ujungnya pihak laboratorium meminta kerja sama," kata Max Umbu.
Proses produksi selulosa murni dapat dilakukan dengan skala industri besar, menengah, dan dapat pula dengan skala industri kecil. Pemanfaatan selulosa bakteri di Indonesia saat ini baru menyentuh industri makanan ringan seperti nata de coco (substrat air kelapa), nata de pina (substrat perasan buah nanas), santan kelapa, dan limbah tahu. "Terakhir, telah ada yang meneliti pemanfaatan limbah kulit/getah buah cokelat untuk pembuatan pulp (nata)," ujar Max Umbu.
SELULOSA yang biasa kita kenal adalah komponen pembentuk dinding sel tanaman sebagai hasil fotosintesis yang jumlahnya cukup dominan. Selulosa hampir tidak dijumpai dalam keadaan murni di alam, tetapi berikatan dengan bahan lain, yaitu lignin dan hemiselulosa.
Untuk memproduksi selulosa murni cukup digunakan peralatan lokal. Peralatan dan metode teknologi proses produksi selulosa murni didesain berdasarkan pengalaman dalam melakukan penelitian, dengan mengacu pada teknologi skala kecil dan ramah lingkungan.
Max Umbu menguraikan rinci proses pembuatan serta keuntungan penggunaan selulosa murni ini dalam suatu studi kelayakan. Semula penemuan ini akan dimanfaatkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Namun, karena adanya faktor politis, hal itu tidak jadi dilanjutkan.
Max adalah sarjana teknologi pangan Universitas Bandung Raya (Unbar) tahun 1992. Dia merasa jiwa untuk meneliti sesuatu yang baru lebih karena bakatnya yang kemudian didukung pengetahuan yang diperoleh dari sekolah. Meski terobosan yang dilakukan Max terbilang luar biasa, namun kehidupan ekonominya pas-pasan. "Adakalanya untuk kebutuhan sehari-hari saya masih mengandalkan bantuan teman-teman dekat karena saya menderita wasir," ujar Max Umbu.
PADA tahun 1993, Bung Max memang pernah bekerja di perusahaan swasta, tetapi tidak bisa bertahan lama. Dia juga pernah bekerja di perusahaan asuransi pada tahun 1995, namun tidak lama kemudian keluar. Sejak tahun 1996, Max Umbu lebih tertantang melakukan kegiatan penelitian sendiri di rumahnya yang sempit dan sumpek itu sampai akhirnya menemukan selulosa murni bermutu tinggi.
Max Umbu lahir 5 Juni 1966 di Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Dari hasil perkawinannya dengan Ny Enah Heriyanti yang juga sarjana teknologi pangan, pasangan ini memiliki seorang anak, yakni Erickson, yang kini duduk di kelas lima sekolah dasar. Meski memiliki ide cemerlang, namun Max Umbu juga terkadang terpaksa meminta bantuan kepada mertua saat ada kebutuhan hidup sangat mendesak.
Gambaran kehidupan Max Umbu barangkali cermin dari rendahnya apresiasi masyarakat kita terhadap orang-orang yang memiliki jiwa pionir. Penghargaan masyarakat kita lebih ditujukan kepada sesuatu yang berwujud kebendaan atau materi, sedangkan ide dan terobosan baru di bidang ilmu pengetahuan serta kegiatan berbau penelitian ilmiah masih dipandang sebelah mata. Penyebabnya, masyarakat kita lebih suka dengan sesuatu yang instan. (TJAHJA GUNAWAN)

Diposting oleh TEKNOLOGI TEPAT GUNA di 01:57 0 komentar
Berlangganan: Posting (Atom) MAMPUKAN TEK TEPAT GUNA JADI SOLUSI ?
DATA TEK
▼ 2008 (6)
▼ Februari (6)
Alam Membuat Max Bangun Laboratorium di Rumah
Alam Membuat Max Bangun Laboratorium di Rumah
TEMUAN TENOLOGI SEDERHANA YG AKAN DATANG
ZAX UNIK MAX, PENGUPAS KULIT KEDELAI
DAUN PEPAYA DAN TEMULAWAK ANTI-DBD (DEMAM BERDARAH...
PENEMU SELULOSA BERMUTU TINGGI
SEKILAS HAL KAMI
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
BANDUNG, INDONESIA TENGAH, Indonesia
Melihat profil lengkap saya

F I R D A U S mengatakan...

Alam Membuat Max Bangun Laboratorium di Rumah



KOMPAS
Jumat, 21 April 2006
Penelitian ilmiah
Alam Membuat Max Bangun Laboratoriun di Rumah

Lahir di daerah yang tandus, Sumba, Nusa Tenggara Timur, tidak membuat Maxentius Umbu Hina (39) menganggap bangsanya miskin. Ia justru melihat kekayaan alam Indonesia yang melimpah berpotensi membuat bangsa dan negara ini mandiri.
Max kurang mendapat dukungan keluarga untuk menjadi peneliti. Padahal, minat meneliti sudah muncul sejak ia duduk di kelas dua sekolah menengah atas (SMA).
Saat itu ia membuat mesin perontok padi. "Orang Sumba merontokkan padi dengan cara menginjak-injak padi ramai-ramai. Ongkosnya sangat mahal. Makanya saya buatkan mesin yang murah dan cepat kerjanya," kata Max.
Saat mesin dari kayu dan paku itu akan diikutsertakan dalam lomba penelitian yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), orangtuanya tidak setuju.
Keinginan anak pertama dari tiga bersaudara ini hampir terwujud saat ia dipanggil Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Sayang ia batal jadi mahasiswa karena telat mendaftar.
Dengan uang Rp 500.000, ia pulang ke rumah pamannya di Bandung dan kuliah di Teknologi Pangan, Universitas Bandung Raya. Uang yang dimilikinya sebetulnya masih kurang. Untung ia mendapat bantuan dari beberapa orang.
"Saat orientasi mahasiswa baru, saya tidak pernah membawa makanan karena tidak punya uang. Untung teman-teman banyak yang memberikan makanannya. Dari makanan pemberian itu, saya bisa bertahan.
Saat kuliah, Max mulai meneliti tentang enzim papaine dalam bir yang diaplikasikan pada virgin coconut oil (VCO). Ia meneliti selama setahun dan lulus dengan nilai baik tahun 1992.
Setelah lulus, Max sempat bekerja di perusahaan konsultasi hidrologi dan kehutanan, serta di berbagai asuransi. Saat bekerja di perusahaan asuransi, Max mulai menerapkan kesukaannya dalam bidang penelitian dengan menjadikan para peneliti di lembaga penelitian sebagai kliennya.
Untuk membantu kliennya membayar premi, Max menyarankan untuk mengumpulkan uap air dari pabrik pengalengan nanas. Uap tersebut bisa dijadikan air amidis dan dijual dengan harga lumayan mahal. Air amidis baik untuk kesehatan karena hanya mengandung 0,001 polutan. Salah satunya mengembalikan tekanan darah tinggi ke normal . Namun, bekerja sebagai pegawai asuransi membuat Max sering disepelekan oleh calon kliennya. "Tapi justru kondisi itu menguatkan mental saya," ujar Max.
Pekerjaan itu terpaksa ditinggalkannya karena ia mengalami sakit akibat pembuluh darah di daerah anus melebar. Seorang teman datang membawakan obat cair kombuja yang biasa dijadikan obat oleh orang China.
Jika didiamkan beberapa hari, cairan tersebut akan menghasilkan semacam daging yang terus membesar dan mengambang di dalam wadah. Setelah meminum cairan tersebut, ia pun sembuh.
"Tapi saya tertarik dengan cairan yang menumbuhkan semacam daging tersebut sehingga saya memperbanyak cairan tersebut dengan gula dan air, lalu dituangkan dalam beberapa wadah. Ternyata benda semacam daging tersebut cepat tumbuh di setiap wadah," tutur Max yang segera mencari literatur yang berhubungan dengan benda tersebut.
Laboratorium
Ia menduga, daging tersebut adalah polimer. Untuk membuktikannya, ia menyetrika selembar daging. Hasilnya, daging tersebut berubah bentuk seperti selembar plastik. Namun jika dibakar, sifatnya seperti kertas.
Ia mulai membuat laboratorium di rumahnya yang sempit di sebuah gang di kawasan Awiligar, Bandung Utara, untuk mengamati benda tersebut. Dalam meneliti, ia dibantu oleh istrinya Ena Harianti (37). Setahun lalu, ayah dua anak ini terpaksa memindahkan laboratoriumnya ke dalam gudang yang sempit karena anak bungsunya mulai belajar berjalan.
"Bagaimanapun kalau laboratorium ada di rumah, bisa terpaksa digusur demi kepentingan keluarga," ujarnya.
Beberapa zat yang berhubungan dengan polimer disimpan dalam beberapa wadah. Ia juga meneruskan penelitiannya dengan mengetes berbagai elemen dalam cairan tersebut. Hasilnya diketahui, cairan tersebut adalah selulosa yang bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar karena mengandung etanol yang tinggi, fiber, kertas untuk uang, dan lainnya.
Setelah itu, ia makin rajin meneliti. Beberapa hasil penelitiannya dipasarkan melalui internet. Harganya cukup murah. Salah satu produk yang dipasarkannya adalah zat pembersih limbah untuk pabrik. Ia menjualnya Rp 10.000 per liter.
Ia juga amat cekatan meneliti terutama ketika mendapat kabar bangsa ini memiliki masalah. Ia mencoba mengulik bahan alam untuk memecahkan masalah. Salah satunya meneliti tanaman untuk bahan bakar, asam amino dari santan untuk mengatasi busung lapar, meneliti getah pepaya untuk obat demam berdarah, dan lainnya.
Dari gang sempit di depan rumahnya, orang bisa melihat beberapa botol berisi minyak teronggok di setiap sudut halaman. Botol-botol tersebut berisi bahan bakar yang dihasilkannya dari berbagai tumbuhan.
"Ini minyak dari kemiri, sangat baik untuk dijadikan solar," kata Max sambil memperlihatkan minyak kemiri, lalu menyeruput teh yang menurutnya bisa mengikat virus . (Yenti Aprianti)

Diposting oleh TEKNOLOGI TEPAT GUNA di 03:36 0 komentar
TEMUAN TENOLOGI SEDERHANA YG AKAN DATANG

Beberapa teknologi sederhana (dalam artian mudah diaplikasikan/bukan proses penemuannya),akan di tayangkan pada edisi kedepan.Beberapa di antaranta yang telah di aplikasikan dan bernilai ekonomis di masyarakat adalah :

1. Tenologi pembuatan (konversi)tanah biasa menjadi tanah liat untuk kebutuhan berbagai industri kecil dan besar.

2. Teknologi Konversi dan pembuatan tahu mirip (tahu Sumedang) dari tahu biasa dengan menggunakan larutan organik,minyak organik hasil formulasi.

3. Teknologi pembuatan Phasta bijian(yang mengandung minyak dan lemak) sebagai bahan bakar/briket/lilin organik.

4. Teknologi Flokulasi dan pengendapan/penjernih air (limbah biasa s/d limbah berat atau B3) Organik. Flokulan yang mampu mengikat air limbah berwarna /limbah industri.

5. Kapsul Organik pengganti NASI (dengan kandungan High Amino Acid dan Zat Gigi essensial).Dengan kemampuan menahan lapar s/d minimal 10 jam per kapsul.(uji lapangan nebghasilkan peningkatan permintaan yang sangat signifikan)

6. Temuan bahan baku Fiber/sistim tuang untuk pembuatan perahu/speed boat,selancar dll.
\
7. Temuan teknologi tabung oksigen,berbahan baku limbah botol/galon aqua bekas.

8. Temuan Up Grader (peningkat oktan pada BBM).

9. Temuan teknologi pembuatan SEMEN Api,semen biasa dengan bahan limbah dan tanag biasa.

10. Temuan VCO Powder dengan fortifikan (pengayaan Asam amino).

11. Temuan Batako Ringan (Bj 1<). Bermafaat dalam kontruksi bangunan tahan gempa,peredam bunyi/suara (ruangan).

12. Temuan sabun pembersih noda darah yang membandel.

13. Temuan Aditive binder untuk pembuatan balok kayu dan trikples

14. TEMUAN JENIS BBM BARU DI LAUAR TEMUAN YANG TELAH PERNAH ADA (renweable material).

15. dst (masih 150 temuan baru akan di daftarkan).

Diposting oleh TEKNOLOGI TEPAT GUNA di 03:02 0 komentar
ZAX UNIK MAX, PENGUPAS KULIT KEDELAI



KOMPAS
Selasa, 31 Oktober 2006
Zat Unik Max, Pengupas Kulit Kedelai
Oleh: Mahdi Muhammad
Tempe dan tahu adalah makanan sehari-hari masyarakat di Indonesia. Masyarakat dari berbagai lapisan dan strata sosial menyenangi makanan ini karena memiliki tingkat gizi yang cukup tinggi, terutama protein.
Namun, bagi para pembuatnya, mengubah kacang kedelai menjadi tempe maupun tahu menjadi kesulitan tersendiri karena sulitnya mengupas kulit kacang kedelai tersebut. Butuh waktu lebih dari beberapa jam hanya untuk mengupas kulit kacang kedelai yang keras.
Bahkan, cara paling sederhana untuk mengupas kulit kedelai, yaitu dengan merendam ratusan kilogram kedelai dalam air panas dan diinjak-injak dengan kaki agar kulit kacang mengelupas, masih tergolong banyak mengeluarkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
Maxentius Umbu Hina Djingga Kadu, peneliti pangan asal Bandung, yang ditemui di rumahnya pertengahan bulan Oktober lalu, mengatakan, dirinya menemukan cara sederhana, cepat, dan mudah untuk mengupas kulit kacang kedelai.
Kulit kedelai, yang tersusun dari ribuan sel yang terdiri dari unsur pektin, kalsium, selulosa, dan hemi selulosa inilah yang dicoba diuraikan agar pengupasan menjadi lebih cepat. Berbekal pengalamannya membuat cairan selulosa murni, membuat Max, berkeinginan membuat teknologi pangan yang sederhana dan murah. Max menamakan zat yang ditemukannya MaXen Kupass-1,34 TR. Namanya sengaja mengandung unsur namanya sendiri. "Zat ini yang nantinya akan membantu perusakan dinding-dinding sel yang menyusun kulit kacang kedelai dengan lebih cepat," ujar Max.
Zat MaXen yang dibuat Max dikauinya menggunakan bahan-bahan nabati dan hewani yang tersedia di berbagai daerah di Indonesia. Max menjamin tidak ada bahan pengawet dalam zat MaXen ini.
Max menjelaskan, cara kerja zat yang dibuatnya hanya dalam waktu beberapa bulan ini adalah dengan melarutkan zat ini bersama dengan rendaman kacang kedelai. Zat-zat yang terkandung dalam larutan itu otomatis akan merusak dinding- dinding sel penyusun kulit kacang kedelai.
"Unsur yang harus dirusak dalam kulit kacang kedelai adalah kalsium pektinat. Ikatan-ikatan yang menyusunnya harus dibuat lemah. Kalau sudah lemah, dengan sendirinya kulit kacang kedelai yang keras itu akan mudah terkelupas," ujar Max. Ditambah dengan infiltrasi air ke dalam tubuh kacang kedelai, membuat proses pengelupasan semakin mudah.
Berbeda dengan proses pengupasan kulit kacang kedelai yang menggunakan air panas, Max hanya membutuhkan air ledeng biasa dan melarutkan zat yang dibuatnya. Maka proses pengelupasan pun berjalan lancar.
Dalam percobaan sederhana yang dilakukan Max di depan Kompas, zat organik MaXen dibuat dalam bentuk tepung dan dimasukkan dalam kapsul. Hal ini sengaja dilakukan untuk menunjukkan bahwa zat organik ini bisa dibuat dalam bentuk cair maupun tepung (kapsul).
Satu kapsul berisi tepung zat organik MaXen itu dicampur dengan satu liter air dingin yang akan digunakan untuk merendam satu kilogram kacang kedelai. Ini berbeda dengan cara konvensional yang menggunakan air panas agar kulit kedelai menjadi lunak. Setelah lima menit berlalu, di permukaan air mulai tampak beberapa kulit kacang kedelai yang sudah benar-benar terkelupas. Jumlahnya terus bertambah hingga usai 20 menit perendaman.
Hemat biaya
Max menyatakan, dibandingkan dengan cara pengupasan konvensional, metode dan alat yang digunakannya sangat irit bahan baku air dan efisien. Bila dihitung menggunakan zat MaXen ini hanya menghabiskan dana kurang dari Rp 300 untuk satu kali pengupasan. "Bandingkan dengan pengupasan menggunakan cara konvensional. Setelah dihitung, cara ini lebih efisien 72 kali dibandingkan dengan cara konvensional," tuturnya berpromosi.
Untuk pengupasan konvensional, setidaknya diperlukan air tiga kali lipat (1:3) dibandingkan dengan menggunakan zat organik MaXen. Cara konvensional juga membutuhkan minyak tanah atau gas elpiji untuk merebus air panas sebelum dicampurkan dengan kacang kedelai. Sedangkan dengan cara baru ini, sama sekali tidak menggunakan minyak tanah atau gas elpiji. Cukup dengan air ledeng atau PAM saja.
Saat ini MaXen sedang dalam tahap pendaftaran hak cipta di Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. "Nantinya akan diproduksi dalam bentuk kapsul. Kalau cairan, akan susah mengirim ke berbagai daerah karena perusahaan ekspedisi jarang mengangkut cairan," katanya.
Sekarang sudah ada pengupas kulit kedelai sederhana, murah dan cepat. Bagaimana dengan produksi kedelai? Apakah tetap akan mengimpor dari luar?


Diposting oleh TEKNOLOGI TEPAT GUNA di 02:28 0 komentar
DAUN PEPAYA DAN TEMULAWAK ANTI-DBD (DEMAM BERDARAH-MALARIA)

Jumat, 18 Februari 2005



(KOMPAS)
Daun Pepaya dan Temulawak Anti-DBD



SUATU hari, Maxentius Umbu Hina (37) alias Max membawa sebotol minuman berwarna hijau untuk diberikan kepada kenalannya yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Sayang, istri dari temannya itu menolak. Max akhirnya hanya menunggui saja temannya yang hanya beberapa jam kemudian meninggal.
Max pulang dengan sedih. Ramuan penyembuh DBD yang telah ia teliti sejak 1993 dan telah menyembuhkan beberapa tetangganya dari DBD sejak tahun 2001, tidak dapat diterima temannya.
Namun, Max tidak putus asa memberikan pertolongan pada penderita DBD. "Meskipun masih sedikit orang yang minum ramuan ini, sejak 2001, jumlahnya tidak lebih dari 100 orang," kata Max yang hanya memperkenalkan ramuan itu pada teman-temannya.
Semua teman-temannya yang meminum ramuannya telah sembuh dalam waktu kurang dari 24 jam. Itulah yang menyebabkannya terus memperkenalkan ramuan ini.
MINUMAN berwarna hijau pekat yang nyaris seperti air lumut itu, merupakan perasan air daun pepaya, temulawak, meniran, dan gula merah.
Max yang alumni Teknologi Pangan dan Gizi, Universitas Bandung Raya, itu sudah meneliti pepaya sejak 1993. Tahun 1994, dari hasil penelitiannya tentang pepaya, ia membuka bisnis penyadapan getah pepaya di Boyolali, Jawa Tengah.
Bergelut terus-menerus dengan pepaya menyebabkan ia tahu betul sifat-sifat pepaya. Dari salah satu penelitiannya, ia menemukan bahwa enzim dalam getah pepaya mampu merusak protein mikroba.
Jika protein sudah rusak, maka mikroba akan kehilangan fungsinya, lalu mati. Enzim yang terkandung dalam pepaya adalah Peptidasi A, Peptidasi B, dan Cimo Papaine.
Pada saat bersamaan, wabah DBD mulai muncul di berbagai tempat. Ia pun langsung menghubung-hubungkan hasil penelitiannya dengan kebiasaan orang Indonesia bagian timur yang biasa menyantap daun pepaya untuk menyembuhkan malaria. Ia pun menduga bahwa pepaya bisa juga menyembuhkan DBD.
DBD disebabkan masuknya virus yang terdapat di air liur nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini senang hidup di air tergenang yang bersih. DBD dapat menyebabkan kematian jika tidak segera diatasi.
Max melakukan penyempurnaan dalam penelitiannya. Enzim pepaya yang bisa merusak protein mikroba, ia campurkan dengan temulawak atau kuning gede. Temulawak bermanfaat untuk menstabilkan tekanan darah.
"Karena yang diserang adalah darah maka akan ada gangguan pada tekanan darah dan harus ada yang bisa menstabilkannya," ujar Max.
Kondisi penderita DBD biasanya lemah karena hanya sedikit makanan dan minuman yang mampu mereka konsumsi. Padahal untuk melawan serangan virus DBD yang mengonsumsi darah, si pasien harus memproduksi darah lebih banyak. Produksi dilakukan oleh hati dan itu membutuhkan energi yang sangat banyak. Untuk meningkatkan energi dengan cepat, tubuh manusia membutuhkan glukosa yang bisa diambil dari gula merah.
Max juga memberikan daun dan batang meniran sebagai agen pendeteksi serangan virus. "Dalam meniran terdapat suatu zat yang bisa mendeteksi adanya serangan virus. Informasi itu akan disampaikan pada antibodi untuk segera mempersiapkan pertahanan, salah satunya dengan meningkatkan produksi darah," tutur Max.
Pembuatan ramuan ini tidaklah sulit. Pilihlah daun pepaya yang mengandung banyak getah dan enzim perusak protein. Biasanya daun tersebut adalah daun ketiga dari pucuk pohon pepaya.
Ambil tiga helai daun pepaya, lalu diblender, dan diperas. Perasan dicampurkan dengan empat sendok tepung temulawak, gula merah, dan meniran. "Semua bahan direbus, tetapi tidak boleh sampai mendidih agar enzim tidak rusak," kata Max.
Ramuan ini sebaiknya diminumkan sesegera mungkin pada pasien sebanyak 250 mililiter. "Bagi bayi, sebaiknya ibunya yang meminum ramuan dan bayinya menyerap enzim dari air susu ibunya," kata Max.
Ramuan ini tidak berbahaya dan tidak menimbulkan efek samping seperti mengeraskan feses dan mengganggu pencernaan. Tetapi, perempuan hamil tidak bisa meminumnya karena ramuan ini menyebabkan keguguran kandungan.
"Untuk penderita diabetes sebaiknya melakukan konsultasi pada dokter untuk menstabilkan tekanan gula darahnya," kata Max.
Elita Estrela (25), pernah menggunakan ramuan ini pada tahun 2004, setelah ia dirawat selama seminggu di Rumah Sakit Cibabat, Bandung.
Hari ketiga dirawat di rumah sakit, trombositnya tinggal sekitar 30.000 per milimeter kubik darah. Saat itu, ibunya langsung mencari pertolongan lain. "Kami mendapat informasi ramuan pepaya, temulawak, meniran, dan gula merah bisa menyembuhkan," kata Elita. (Y09)

Diposting oleh TEKNOLOGI TEPAT GUNA di 02:20 0 komentar
PENEMU SELULOSA BERMUTU TINGGI



KOMPAS 04-09-2004
Maxentius Umbu, Penemu Selulosa Murni BermutTinggi

DI sebuah rumah berukuran kecil yang dikontrak oleh Ir Maxentius Umbu Hina Djingga Kadu di perkampungan padat penduduk di kawasan Awiligar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sebagian besar ruangan dipakai untuk laboratorium kecil-kecilan.
JANGAN berharap dalam laboratorium itu dapat ditemukan peralatan canggih, tetapi di ruangan itu terdapat berbagai bahan baku serta bahan kimia untuk pembuatan selulosa murni sehingga rumah Max Umbu terasa sumpek.
Sebenarnya penemuan ini dapat menunjang program pemerintah dalam pengadaan bahan baku pulp dan kertas. Selain itu, selulosa murni juga bisa digunakan untuk tujuan komersial, seperti bahan baku industri kertas berharga, printer circuit board (PCB), carboxy methyl cellulosa, filter (membrane semi permeable), dan chip komputer.
Di samping itu, selulosa murni antara lain juga bisa digunakan untuk bahan baku dalam industri kertas HVS baik yang berkualitas tinggi maupun rendah, selotip, telepon seluler, kemasan teh celup, benang berkualitas tinggi, dan lem kaca. Aplikasi penemuan ini bisa menggunakan peralatan dan mesin sederhana serta dapat diproduksi di dalam negeri.
Agar bisa mencapai skala ekonomi, selulosa murni harus diproduksi massal. Berdasarkan hasil penelitian Bung Max Umbu, panggilan di antara rekan-rekannya, investasi dan modal kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi selulosa murni tergolong rendah. Bahkan, dia sudah membuat simulasi dan menghitung rinci keuntungan yang bisa diraih industri bila memakai selulosa murni sebagai bahan baku utama suatu produk.
Sementara proses produksi cukup sederhana karena proses pembibitan dan pematangan hanya mengandalkan mikroba sehingga tidak memerlukan peralatan dan mesin berteknologi tinggi. Sedangkan proses akhir yang diperlukan hanya penyesuaian suhu yang juga dapat dikatakan sederhana.
SELULOSA murni sesungguhnya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri hilir karena selulosa yang dihasilkan tergolong berkadar tinggi. Penemuan ini merupakan terobosan teknologi proses sangat inovatif dan sangat layak dikembangkan menjadi skala industri menengah atau besar.
Hasil penemuan ini telah diuji di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa Bandung, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Perdagangan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, tanggal 7 November 2001.
Bahkan, penemuan Bung Max ini juga telah didaftarkan di Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, pada bulan November 2003. Proses untuk melakukan penelitian selulosa murni sampai didaftarkan di HAKI Depkeh dan HAM bukan perkara mudah, apalagi untuk melakukan itu perlu biaya dan tenaga khusus.
Namun, berkat kemauan keras dan bantuan teman-teman Max, semua kendala itu bisa dilalui. Ketika diuji di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa, Max dan teman-temannya juga sempat dipersulit.
"Ketika itu kami membawa bubur kertas sesuai permintaan pihak laboratorium, tetapi tidak diterima. Kemudian kami disuruh membawa lembaran kertas dan harus kering. Kemudian mereka minta lagi serbuk kertas. Ujung-ujungnya pihak laboratorium meminta kerja sama," kata Max Umbu.
Proses produksi selulosa murni dapat dilakukan dengan skala industri besar, menengah, dan dapat pula dengan skala industri kecil. Pemanfaatan selulosa bakteri di Indonesia saat ini baru menyentuh industri makanan ringan seperti nata de coco (substrat air kelapa), nata de pina (substrat perasan buah nanas), santan kelapa, dan limbah tahu. "Terakhir, telah ada yang meneliti pemanfaatan limbah kulit/getah buah cokelat untuk pembuatan pulp (nata)," ujar Max Umbu.
SELULOSA yang biasa kita kenal adalah komponen pembentuk dinding sel tanaman sebagai hasil fotosintesis yang jumlahnya cukup dominan. Selulosa hampir tidak dijumpai dalam keadaan murni di alam, tetapi berikatan dengan bahan lain, yaitu lignin dan hemiselulosa.
Untuk memproduksi selulosa murni cukup digunakan peralatan lokal. Peralatan dan metode teknologi proses produksi selulosa murni didesain berdasarkan pengalaman dalam melakukan penelitian, dengan mengacu pada teknologi skala kecil dan ramah lingkungan.
Max Umbu menguraikan rinci proses pembuatan serta keuntungan penggunaan selulosa murni ini dalam suatu studi kelayakan. Semula penemuan ini akan dimanfaatkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Namun, karena adanya faktor politis, hal itu tidak jadi dilanjutkan.
Max adalah sarjana teknologi pangan Universitas Bandung Raya (Unbar) tahun 1992. Dia merasa jiwa untuk meneliti sesuatu yang baru lebih karena bakatnya yang kemudian didukung pengetahuan yang diperoleh dari sekolah. Meski terobosan yang dilakukan Max terbilang luar biasa, namun kehidupan ekonominya pas-pasan. "Adakalanya untuk kebutuhan sehari-hari saya masih mengandalkan bantuan teman-teman dekat karena saya menderita wasir," ujar Max Umbu.
PADA tahun 1993, Bung Max memang pernah bekerja di perusahaan swasta, tetapi tidak bisa bertahan lama. Dia juga pernah bekerja di perusahaan asuransi pada tahun 1995, namun tidak lama kemudian keluar. Sejak tahun 1996, Max Umbu lebih tertantang melakukan kegiatan penelitian sendiri di rumahnya yang sempit dan sumpek itu sampai akhirnya menemukan selulosa murni bermutu tinggi.
Max Umbu lahir 5 Juni 1966 di Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Dari hasil perkawinannya dengan Ny Enah Heriyanti yang juga sarjana teknologi pangan, pasangan ini memiliki seorang anak, yakni Erickson, yang kini duduk di kelas lima sekolah dasar. Meski memiliki ide cemerlang, namun Max Umbu juga terkadang terpaksa meminta bantuan kepada mertua saat ada kebutuhan hidup sangat mendesak.
Gambaran kehidupan Max Umbu barangkali cermin dari rendahnya apresiasi masyarakat kita terhadap orang-orang yang memiliki jiwa pionir. Penghargaan masyarakat kita lebih ditujukan kepada sesuatu yang berwujud kebendaan atau materi, sedangkan ide dan terobosan baru di bidang ilmu pengetahuan serta kegiatan berbau penelitian ilmiah masih dipandang sebelah mata. Penyebabnya, masyarakat kita lebih suka dengan sesuatu yang instan. (TJAHJA GUNAWAN)

Diposting oleh TEKNOLOGI TEPAT GUNA di 01:57 0 komentar
Berlangganan: Posting (Atom) MAMPUKAN TEK TEPAT GUNA JADI SOLUSI ?
DATA TEK
▼ 2008 (6)
▼ Februari (6)
Alam Membuat Max Bangun Laboratorium di Rumah
Alam Membuat Max Bangun Laboratorium di Rumah
TEMUAN TENOLOGI SEDERHANA YG AKAN DATANG
ZAX UNIK MAX, PENGUPAS KULIT KEDELAI
DAUN PEPAYA DAN TEMULAWAK ANTI-DBD (DEMAM BERDARAH...
PENEMU SELULOSA BERMUTU TINGGI
SEKILAS HAL KAMI
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
BANDUNG, INDONESIA TENGAH, Indonesia
Melihat profil lengkap saya